Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Tak Akan Ambil Alih Konsesi Lahan secara Paksa

Kompas.com - 26/02/2019, 14:50 WIB
Ihsanuddin,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil memastikan pemerintah tak akan mengambil alih paksa lahan hak guna usaha yang saat ini banyak dikuasai oleh pengusaha atau korporasi besar.

Pemerintah tak akan menabrak hukum dengan mengambil paksa lahan yang secara sah masih dikuasai oleh pemiliknya.

"Enggak, enggak. Pemerintah tidak akan mengambil tanah itu karena untuk menjamin kepastian investasi. Itu kepastian hukum harus kita jamin," kata Sofyan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (26/2/2019).

Namun, jika memang ada pengusaha atau korporasi besar yang hendak mengembalikan tanah yang dikuasainya secara sukarela kepada negara, maka pemerintah akan menyambut baik. Apalagi, menkanisme pengembalian tanah secara sukarela ini sudah diatur dalam UU sehingga tak perlu mengubah aturan yang ada.

Baca juga: BPN Bantah Kabar Prabowo Akan Kembalikan Ratusan Ribu Hektar Lahan Konsesi ke Negara

Menurut Sofyan, poin ini lah yang hendak disampaikan Presiden Joko Widodo dalam pidatonya di Sentul akhir pekan lalu.

"Itu kan statement Pak Jokowi, intinya kalau ada yang mengembalikan, senang saja," kata dia.

Sofyan menyebut pernyataan Jokowi itu tidak dimaksudkan menyasar pihak-pihak tertentu, namun berlaku secara umum. Meski demikian, Sofyan mengaku hingga saat ini belum ada pengusaha yang berkomunikasi dan menyatakan akan mengembalikan lahan HGU yang dikuasainya.

"Belum, belum, lewat saya belum," kata Sofyan.

Baca juga: Menurut Jokowi, Masih Ada yang Mengeluh Kesulitan Manfaatkan Lahan Hutan Gara-gara Izin

Dalam Pidato Kebangsaan di Sentul Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (24/2/2019) malam, Jokowi menyatakan bahwa ia menunggu apabila ada pengusaha besar yang mengembalikan konsesi lahannya kepada negara. Menurut Jokowi, konsesi lahan itu nantinya akan diserahkan kepada rakyat kecil.

"Jika ada penerima konsesi besar yang mau mengembalikan konsesinya kepada negara, saya tunggu, saya tunggu sekarang," ujar Jokowi.

Sebelumnya, saat debat pilpres putaran kedua, Jokowi juga sempat menyinggung soal rivalnya Prabowo Subianto yang menguasai lahan di Aceh dan Kalimantan Timur dengan luas total 340.000 hektar.

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menantang Jokowi menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perppu) untuk mengambil alih seluruh lahan yang saat ini dikuasai korporasi besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com