Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Tanya Masyarakat Lebih Pilih yang Mana, Raskin atau BPNT?

Kompas.com - 22/02/2019, 20:01 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo bertanya kepada para penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), mana yang lebih mereka pilih, apakah BPNT atau program pemerintah terdahulu, yakni Beras Miskin (Raskin).

Lantas apa jawaban masyarakat?

Awalnya, Presiden hanya bertanya hal tersebut kepada salah seorang ibu bernama Rohaya yang maju ke atas panggung dalam acara penyerahan Program Keluarga Harapan (PKH) dan BPNT di Gedung Laga Tangkas Cibinong, Kabupaten Bogor, Jumat (22/2/2019).

Baca juga: Realisasi Pembelanjaan BPNT di Jayapura Capai 57 Persen

 

Rohaya menjawab, "saya pilih BPNT."

Sebab, Rohaya mengaku, masih memiliki anak yang masih sekolah. Dengan demikian, program BPNT dirasa lebih bermanfaat bagi dirinya ketimbang Raskin.

Jawaban Rohaya disambut tepuk tangan oleh para penerima PKH dan BPNT yang total jumlahnya sekitar 1.000 orang. Mereka tampak setuju dengan jawaban BPNT.

Baca juga: Maluku Dapat Jatah Rp 207,8 Miliar untuk Alokasi Dana PKH dan BPNT

 

Presiden pun menjelaskan, program Raskin terdahulu hanya berbentuk beras dengan kualitas tertentu.

"Bahkan kalau diberi beras, sering kualitasnya enggak baik, betul?" tanya Jokowi.

"Betul," jawab para penerima BPNT.

Sementara dalam program BPNT, pemerintah memberikan uang dalam bentuk saldo di rekening kepada penerima dan membebaskannya untuk membeli komoditas meski hanya pada warung-warung yang ditentukan oleh pemerintah.

Baca juga: Mensos Ungkap 4 Alasan PKH dan BPNT Mampu Turunkan Angka Kemiskinan

 

Oleh sebab itu, lanjut Jokowi, wajar apabila rakyat memilih program BPNT dibandingkan Raskin.

Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita menambahkan, berdasarkan survei Bill Gates Foundation, sebesar 95 persen penerima BPNT puas dengan program tersebut. Bahkan, mereka lebih memilih program BPNT dibandingkan Raskin.

Kompas TV Perum Bulog menyortir 6.800 ton beras rusak di gudang Oku Timur, Sumatera Selatan. Beras tak layak konsumsi nantinya akan dimusnahkan. Sedangkan, yang masuk dalam kategori kurang mutu, rencananya dijadikan pakan ternak. Beras sudah tertahan sejak tahun 2015. Hingga 2018 tak juga disalurkan, mutu beras pun menurun. Bulog beralasan beras tidak terserap ke masyarakat, karena ada perubahan kebijakan soal bantuan sosial untuk keluarga sejahtera menjadi bantuan pangan non-tunai. Ditambah lagi, pangsa bansos rastra di wilayah Sumatera Selatan kecil. Bulog sudah menurunkan tim untuk menghitung total kerugian dan besaran beras yang sudah tak layak konsumsi bagi manusia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com