Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data Dinilai Jadi Senjata Jokowi, Prabowo Disebut Terpaku pada Narasi Besar

Kompas.com - 18/02/2019, 21:28 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto, telah menunjukkan manuver dalam debat kedua Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019) malam.

Adapun tema debat kedua Pilpres 2019 adalah energi, pangan, infrastruktur, lingkungan hidup dan sumber daya alam.

Pengamat politik The Habibie Center Bawono Kumoro memandang Jokowi tampil rileks pada debat kedua.

"Pak Jokowi, yang diluar dugaan itu agak rileks ya dari yang (debat) pertama. Kalau yang pertama agak demam panggung. Pak Jokowi leluasa mendapat panggung," kata Bawono dalam diskusi bertajuk 'Debat Pilpres Kedua, Siapa Paling Memikat?' di Tjikini Lima, Jakarta, Senin (18/2/2019).

Di sisi lain, kata dia, Jokowi juga memanfaatkan data-data sebagai basis argumen ketika menjawab pertanyaan debat dari panelis atau lawan debatnya, Prabowo.

"Memaparkan data-data yang detail menjadi senjata Pak Jokowi kemarin," katanya.

Pengamat politik dari universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing di Kantor Kosgoro, Jakarta, Kamis (11/1/2018).KOMPAS.com/Ihsanuddin Pengamat politik dari universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing di Kantor Kosgoro, Jakarta, Kamis (11/1/2018).
Hal senada juga disampaikan Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing.

Emrus menilai data-data yang digunakan Jokowi dijadikan sebagai serangan terukur dalam menghadapi Prabowo.

Baca juga: Jokowi Diprediksi Bisa Mendulang Suara, Prabowo Kewalahan Mengimbangi

Emrus tidak menyangka Jokowi menyebut Prabowo memiliki memiliki lahan di Kalimantan Timur sebesar 220.000 hektar dan di Aceh Tengah sebesar 120.000 hektar.

"Lontaran komunikasi yang menurut saya sangat telak bagi Prabowo. Saya pikir itu suatu hal yang dilakukan, serangan berbasis data," ujarnya.

Baca juga: Jokowi Dinilai Tak Punya Alasan Cukup Terapkan Impor Saat Panen

Ia menilai, manuver Jokowi tersebut membuat Prabowo menjadi semakin tidak nyaman ketika berdebat.

"Karena setelah itu, kelihatannya Prabowo tidak lagi dalam situasi yang nyaman karena memang menohok terhadap Prabowo itu sendiri," kata dia.

Fokus pada narasi besar

Bawono sebenarnya berharap Prabowo bisa memanfaatkan tema-tema debat kedua ini. Pasalnya, tema debat kedua dinilainya menjadi fokus yang diusung Prabowo bersama Sandiaga Uno dalam berbagai kesempatan.

Namun, lanjut dia, Prabowo cenderung berkutat pada narasi-narasi besar. Salah satunya seperti pernyataan Prabowo yang menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya alam sesuai amanat Pasal 33 UUD 1945.

"Mungkin style-nya Pak Prabowo memang begitu ya, artinya lebih suka berkutat di narasi besar. Pasal 33, pendekatan kerakyatan, kemandirian, swasembada, itu kan narasi besar," katanya.

Diskusi Debat Pilpres Kedua, Siapa Paling Memikat? di Tjikini Lima, Jakarta, Senin (18/2/2019) DYLAN APRIALDO RACHMAN/KOMPAS.com Diskusi Debat Pilpres Kedua, Siapa Paling Memikat? di Tjikini Lima, Jakarta, Senin (18/2/2019)
Ia mengatakan, seharusnya Prabowo bisa mengelaborasi pasal tersebut ke dalam berbagai rencana kebijakan yang akan dilakukannya apabila terpilih.

Di sisi lain, Bawono juga melihat beberapa momentum yang bisa dimanfaatkan Prabowo untuk melawan balik pernyataan Jokowi.

Baca juga: Jokowi Diprediksi Bisa Mendulang Suara, Prabowo Kewalahan Mengimbangi

Ia mencontohkan, kekhawatiran Prabowo terhadap perkembangan unicorn yang bisa mempercepat larinya dana asal Indonesia ke luar negeri.

Sementara Jokowi mengungkapkan, empat dari tujuh unicorn di ASEAN berasal dari Indonesia.

Jokowi mengatakan, jumlah itu masih kurang. Ia ingin Indonesia memiliki lebih banyak lagi unicorn. Jokowi menuturkan, pemerintahannya saat ini sedang menyiapkan 1.000 Startup baru.

Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) berjabat tangan dengan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kanan) disaksikan Ketua KPU Arief Budiman (tengah) saat debat capres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). Debat kedua yang hanya diikuti capres tanpa wapresnya itu mengangkat tema energi dan pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta infrastruktur.ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) berjabat tangan dengan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kanan) disaksikan Ketua KPU Arief Budiman (tengah) saat debat capres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). Debat kedua yang hanya diikuti capres tanpa wapresnya itu mengangkat tema energi dan pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta infrastruktur.
"Misalnya, marketplace yang dibuat Bukalapak, Tokopedia sebagian besar barang yang dijual misalnya barang impor, nanti kalau saya jadi Presiden saya akan melakukan pengaturan kuota bagi barang impor yang dijual di marketplace anak bangsa. Sayangnya Pak Prabowo tak mengeksplor itu," kata dia.

Sementara itu, Emrus melihat Prabowo selalu mengatakan dirinya menawarkan strategi-strategi berbeda dibandingkan Jokowi. Hal itu, kata Emrus, diungkapkan berkali-kali oleh Prabowo pada debat kedua ini.

Namun, Emrus menyayangkan Prabowo tak menjelaskan secara rinci bagaimana perbedaan strategi tersebut. Menurutnya, penjelasan yang lebih teknis dibutuhkan untuk menarik perhatian calon pemilih.

Baca juga: Ini Kata Sandiaga Soal Lahan Prabowo di Kalimantan dan Aceh

"Seharusnya Pak Prabowo menyampaikan programnya, lalu ditawarkan roadmap mereka misalnya tentang lingkungan, roadmap apa yang ditawarkan yang bebeda dengan Joko Widodo, ini yang tidak muncul," kata dia.

"Pak Prabowo akhirnya terjebak pada kepiawaian dan kemampuan dan penguasaan materi Pak Jokowi. Buktinya karena acapkali memberikan dukungan (terhadap pernyataan Jokowi)," kata dia.

Kompas TV Calon Presiden Nomor Urut 01 Joko Widodo membantah tudingan bahwa dirinya menggunakan alat bantu komunikasi saat debat berlangsung. Tudingan ini dilontarkan karena Jokowi dianggap mampu menjawab dengan baik dalam debat tadi malam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

Nasional
Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Nasional
Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasional
Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Nasional
Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com