Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri: Potongan Tubuh WNI yang Diduga Dimutilasi di Malaysia Masih Dicari

Kompas.com - 15/02/2019, 08:44 WIB
Devina Halim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Hubungan Internasional Mabes Polri Brigjen Pol Napoleon Bonaparte mengungkapkan, kepolisian Malaysia masih mencari potongan tubuh lain dari WNI yang diduga dimutilasi di Malaysia.

Sebelumnya, dua WNI diduga menjadi korban mutilasi di Malaysia, yaitu Nuryanto, seorang pengusaha tekstil di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dan temannya Ai Munawaroh.

"Dengan adanya potongan tubuh yang belum ditemukan, termasuk kepala, diperkirakan pasti di tempat lain itu ada," kata Napoleon saat konferensi pers di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (14/2/2019).

Baca juga: Terduga Pelaku Mutilasi WNI di Malaysia Sempat Lapor Kehilangan Korban ke Polisi

Napoleon mengungkapkan bahwa kepolisian setempat sudah mencari di sepanjang aliran Sungai Buloh, Selangor, tempat ditemukannya jenazah kedua korban.

Kepolisian Malaysia dibantu dengan tim pemadam kebakaran Malaysia (Bomba) dan anjing pelacak. Sayangnya, potongan tubuh lain belum ditemukan.

"PDRM (Polis Diraja Malaysia) kita lihat sudah berupaya keras dengan Bomba dan K9 juga untuk mencari sepanjang sungai itu tapi belum ditemukan," terangnya.

Baca juga: Polri: Polisi Malaysia Tangkap Dua Terduga Pelaku Mutilasi 2 WNI

Sementara itu, Kepolisian RI akan terus berkoordinasi untuk mendukung kepolisian Malaysia dalam pengungkapan kasus tersebut.

Diberitakan sebelumnya, pengusaha tekstil asal Bandung, Nuryanto, dan temannya Ai Munawaroh menjadi korban mutilasi di Malaysia.

Hermawan, salah satu anggota tim pengacara Nuryanto, mengatakan, pihaknya menerima informasi tersebut dari Kepolisian Malaysia. Jenazah korban ditemukan di salah satu sungai di Malaysia.

Baca juga: Pengusaha Asal Bandung Tewas di Malaysia, Diduga Korban Mutilasi

"Berdasarkan informasi dan keterangan Kepolisian Malaysia, jenazah itu diduga klien kami. Sebab petunjuk Kepolisian Malaysia mengarah kepada Nuryanto, sebab ditemukan bukti petunjuk seperti baju, telepon genggam ditemukan di sekitar lokasi," tutur dia, ketika dihubungi melalui telepon seluler, Sabtu (9/2/2019).

Hermawan menuturkan, Nuryanto pergi ke Malaysia untuk urusan bisnis.

Selama di Malaysia, lanjut Hermawan, Nuryanto sempat tiga kali pindah hotel. Pada 22 Januari, pihaknya putus komunikasi dengan Nuryanto.

Kompas TV Ketua tim INAFIS menyatakan adanya kecocokan sidik jari dari jenazah WNI yang menjadi korban mutilasi di Malaysia. Ketua Tim INAFIS, Kombes Yayat Ruhiyat menyatakan berdasarkan pemeriksaan sidik jari Nuryanto yang merupakan pengusaha tekstil asal Kabupaten Bandung merupakan korban pembunuhan. Sementara untuk identifikasi rekan Nuryanto hingga kini masih dilakukan penyelidikan. Identifikasi terhadap Ai Munawaroh yang diduga menjadi korban mutilasi akan dilakukan dengan tes DNA. Dua Warga Negara Indonesia diduga menjadi korban pembunuhan dengan cara mutilasi. Nuryanto yang merupakan warga Kabupaten Bandung bersama Ai Munawaroh rekannya. Jenazah korban ditemukan polisi di sebuah sungai di Malaysia. Pelaku pembunuhan diduga merupakan Warga Negara Pakistan. Menurut keluarga, Nuryanto berangkat ke Malaysia untuk keperluan bisnis pada 17 Januari lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com