Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernyataan Ma'ruf soal Penghormatan Kaum Disabilitas Dinilai Berdampak Positif

Kompas.com - 18/01/2019, 19:50 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti PARA Syndicate Agung Sulistyo menilai, pernyataan calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin, soal pentingnya penghormatan terhadap kaum disabilitas, berdampak positif bagi posisi dirinya dan Joko Widodo di mata publik.

Dalam debat pertama Pilpres 2019, Kamis (17/1/2019) malam, Ma'ruf menyebutkan pentingnya membangun budaya masyarakat untuk memberikan penghormatan kepada kelompok disabilitas dan memberikan perlakuan yang sama. 

Hal itu disampaikan Ma'ruf saat melanjutkan tanggapan Jokowi atas paparan calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno soal kaum disabilitas.

Baca juga: Persiapan Debat Berikutnya, Maruf Amin Pelajari Data Pemerintah

"Ini penting sebenarnya, mungkin agak terabaikan karena suara Beliau yang tenang atau tidak ada penekanan sama sekali. Beliau menyampaikan persoalan disabilitas adalah yang paling penting penghormatan tanpa adanya perbedaan tanpa membeda-bedakan," kata Agung dalam sesi diskusi di PARA Syndicate, Jakarta, Jumat (18/1/2019).

"Kenapa saya jadikan ini catatan penting, karena penghormatan tanpa membedakan itu adalah salah satu inti dari hak asasi manusia," lanjut dia.

Di sisi lain, Agung menyoroti pernyataan Sandiaga yang mengangkat kisah penyandang disabilitas yang sukses menciptakan lapangan pekerjaan.

Menurut dia, manuver Sandiaga tersebut justru mengamini kinerja Jokowi dalam memperbaiki kualitas hidup kaum disabilitas.

Baca juga: Maruf Amin: Kami Apresiasi Bukan Omongan, tetapi Sikap

"Sepertinya ingin mengkritik pasangan calon 01 kok tidak ada topik atau pembahasan program mengenai kaum disabilitas. Tapi kita mestinya jeli pasangan 01 juga jeli bahwa sudah muncul sebenarnya undang-undang tentang disabilitas, yang tidak hanya dikeluarkan dalam undang-undang tapi sudah terlaksana dan teraplikasi," kata Agung.

"Contoh yang dikeluarkan pasangan calon 02 justru membuktikan bahwa kerja pemerintah sekarang ini sudah terjadi, bahwa isu isu yang diangkat pasangan 02 sepertinya hanyalah isu keberlanjutan," kata dia.

Sebelumnya Jokowi merespons soal cerita Sandiaga tentang seorang penyandang disabilitas yang bisa menciptakan lapangan pekerjaan.

Menurut dia, contoh itu cukup banyak terjadi di pemerintahannya.

"Kaum disabilitas betul-betul sekarang ini bisa setara artinya kita sangat menghargai semua prestasi yang telah mereka kerjakan dan juga hasil-hasil karya yang telah mereka kerjakan. Saya kira tadi pak, apa yang disampaikan pak sandi mirip-mirip yang sudah saya sampaikan tadi," kata Jokowi pada debat pertama Pilpres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019) malam.

Jokowi juga mengatakan, setelah terbitnya UU tentang disabilitas yang baru yaitu UU Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, ada perubahan paradigma terhadap kelompok disabilitas.

"Setelah keluar UU mengenai penyandang disabilitas tahun 2016, saya melihat paradigma terhadap kaum disabilitas sudah berubah. Sebelumnya diberikan bantuan sosial, kedermawanan yang harus kita berikan ke mereka. Dengan UU baru, paradigmanya pemenuhan hak-hak," kata Jokowi.

Ia juga menyebutkan, pemerintah sudah memberikan fasilitas-fasilitas untuk pemenuhan hak, baik untuk pekerjaan, perumahan, dan fasilitas umum, meski baru menjangkau beberapa kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com