Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moeldoko Sebut Hoaks Surat Suara Tercoblos Sangat Menyesatkan

Kompas.com - 03/01/2019, 20:00 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Moeldoko menyayangkan beredarnya hoaks tujuh kontainer dari China berisi surat suara yang sudah dicoblos untuk pasangan capres cawapres nomor urut 01 di Pelabuhan Tanjung Priok.

Menurut Moeldoko, kabar itu sangat menyesatkan. Sebab, Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum mencetak surat suara untuk Pemilu 2019.

"Baru kemarin kami bahas di TKN mana kira-kira foto yang pas untuk capres cawapres kita yang akan dicetak di surat suara, belum disetujui sama Pak Jokowi, ini sudah keluar 7 kontainer. Ini bagaimana ceritanya?" ujar Moeldoko saat dijumpai di Kompleks Istana Presiden pada Kamis (3/1/2019).

Mantan Panglima TNI tersebut mengatakan, melalui jejaringnya, TKN memiliki jurus jitu untuk menangkal meluasnya isu tersebut di masyarakat. Namun, ia menolak membeberkannya.

"Ya sangat merugikan buat kami ya. Tapi kan kami punya jurus. Memang mereka saja yang bisa," lanjut dia.

Moeldoko menambahkan, semestinya masyarakat diberikan informasi yang benar dan berdasar fakta, bukan sebaliknya, bahkan menyesatkan.

Baca juga: Relawan Jokowi Laporkan Andi Arief Terkait Penyebaran Hoaks Surat Suara

Merespons fenomena penyebaran berita hoaks, Moeldoko yang juga menjabat sebagai Kepala Kantor Staf Presiden telah berkoordinasi dengan seluruh kementerian dan lembaga pemerintah untuk mendorong diseminasi informasi kepada masyarakat melalui berbagai medium.

"Jangan masyarakat setiap hari diberikan informsai yang menyesatkan. Kasihan masyarakat kita. Untuk itu, kami mengonsolidasi seluruh kekuatan kementerian/ lembaga untuk bersama-sama memerangi hoaks dengan menyebarkan informasi sesungguhnya," ujar Moeldoko.

Ia mengakui, upaya itu bukan juga tanpa hambatan. Oleh sebab itu, setiap satu bulan sekali, ia selalu memimpin rapat koordinasi kementerian/ lembaga untuk semakin mempercepat diseminasi informasi kepada masyarakat tersebut.

Kompas TV Kamis (3/1) sore, Komisi Pemilihan Umum telah selesai menyampaikan kabar hoaks terkait surat suara yang tercoblos ke Bareskrim Polri. Ketua KPU Arief Budiman pun berharap agar pelaku penyebar hoaks agar bisa ditangkap. Harapannya, penyelenggaraan pemilu 2019 dapat berlangsung luber dan jurdil tanpa adanya gangguan-gangguan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com