Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diguyur Hujan, Monas Masih Dipadati Pengunjung

Kompas.com - 01/01/2019, 16:54 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat masih menjadi tempat wisata favorit masyarakat saat liburan.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, Selasa (1/1/2019) pukul 16.00 WIB, sejumlah warga mengunjungi kawasan Monas bersama keluarga, teman, dan kerabat.

Walaupun kawasan Monas diguyur gerimis, sebagian besar pengunjung masih menyempatkan berfoto dengan latar belakang tugu Monas.

Pengunjung, sebagian besar anak-anak yang dikawal orangtuanya, juga tampak menumpuk untuk antre naik kereta wisata Monas.

Salah satu pengunjung bernama Fairuz Riza (30) asal Cirebon mengatakan, ia sengaja meluangkan waktu pergi ke Monas untuk berlibur bersama anak dan suaminya.

Menurutnya, kawasan Monas adalah tempat rekreasi yang menyenangkan bagi anak-anak sekaligus bisa mengedukasi mereka.

"Saya berangkat tadi pagi dari Cirebon sengaja untuk ke Monas. Disini kan saya bisa melihat air mancur menari terus melihat Jakarta dari puncak tugu Monas juga. Anak saya kan masih umur 7 tahun, dia juga bisa ke museumnya," kata Fairuz kepada Kompas.com, Selasa.

"Kenapa saya pilih Monas ya karena murah kalau liburan ke sini. Bisa piknik juga sambil bawa makanan dari rumah," lanjut dia.

Fairuz mengungkapkan, spot foto terbaik di kawasan Monas adalah tugu Monas.

"Saya paling suka kalau foto dengan latar belakang (tugu) Monas. Anak saya juga foto di spot itu," ungkapnya.

Berbeda dengan Fairuz, pengunjung lainnya bernama Deny mengaku spot favoritnya di kawasan Monas adalah kereta wisata. Menurutnya, ia bisa mengelilingi Monas tanpa harus mengeluarkan banyak tenaga.

"Saya sih lebih seneng kalau antre kereta wisata. Gak masalah deh antre panjang karena kapan lagi bisa keliling Monas tapi bikin enggak capek," kata Deny.

"Pas naik kereta wisata, pemandunya juga memberi penjelasan tentang Monas. Makanya saya paling suka naik kereta wisata kalau lagi ke Monas," sambungnya.

Pengunjung lainnya bernama Dennis mengaku sengaja datang ke kawasan Monas untuk menikmati sensasi liburan yang berbeda dibandingkan tahun sebelumnya.

Ia mengaku tahun lalu, dirinta dan keluarga menghabiskan waktu libur tahun baru ke Bandung.

Baca juga: Pengunjung Monas saat Malam Tahun Baru Berkurang 50 Persen Lebih

Dennis pun merasa Monas adalah kawasan liburan yang menyenangkan tanpa perlu mengeluarkan banyak uang.

"Kalau ke Monas sih biasanya pas Minggu doang. Itu pun sudah jarang banget. Makanya pengen banget merasakan gimana sih liburan di Monas pas awal tahun begini. Eh ternyata asik juga. Fasilitas sudah oke banget," kata Dennis.

Ia berharap pengelola Monas terus berinisiatif menciptakan fasilitas-fasilitas lainnya untuk menarik minat pengunjung seperti menyediakan area skateboard.

"Sudah bagus nih menurut saya, ada sepeda buat keliling, ada tempat olahraga juga. Coba saja tambah lagi fasilitasnya misalnya ada skateboard gitu. Jadi selain foto di tugu Monas, anak muda juga bisa main skateboard," ungkap Dennis.

Kompas TV Tahun baru tak melulu diisi dengan bepergian dan hiburan. Sebagian warga justru memilih mengantre panjang demi mendapatkan fasilitas penghapusan denda administrasi pajak kendaraan bermotor. Di penghujung tahun 2018 Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap atau Samsat Jakarta Barat penuh sesak. Kunjungan membludak, karena warga berbondong-bondong memanfaatkan batas akhir pemutihan atau penghapusan denda administrasi pajak kendaraan bermotor per 31 Desember 2018. Tak hanya menunggu antrean yang mengular warga juga harus sabar menanti di lorong-lorong ruangan. Bahkan ada yang sampai tertidur pulas. Guna menyelesaikan proses pemutihan pajak layanan dibuka hingga pukul 9 malam. Target pajak pun sudah terpenuhi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com