Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zulkifli Hasan Dorong Pemuda Muhammadiyah Jadi Pelopor Pemilu Damai

Kompas.com - 28/12/2018, 23:23 WIB
Christoforus Ristianto,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Zulkifli Hasan mendorong Pemuda Muhammadiyah menjadi pelopor untuk menciptakan Pemilu 2019 sebagai perayaan demokrasi yang damai dan menggembirakan.

Hal itu dikatakan Zulkifli saat memberikan pidato penutup pada pelantikan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah yang baru, Sunanto, di Aula KH Ahmad Dahlan Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (28/12/2018). 

"Mari, Pemuda Muhammadiyah jadi pelopor di tahun politik ini agar pemilihan presiden 2019 menjadi damai," kata Zulkifli, yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional.

Baca juga: Ketum Baru PP Pemuda Muhammadiyah: Pilih Jokowi Monggo, Pilih Prabowo Monggo...

Zulkifli menyebutkan, setiap pemilihan presiden selalu ada perbedaan pilihan politik di masyarakat. Namun, pada Pilpres 2019, ia berharap kompetisi yang bersahabat antara pasangan calon.

"Perbedaan pilihan itu hal yang biasa karena Indonesia kan selalu berganti presidenya setiap lima tahun. Pemuda Muhammadiyah ini jadi pelopor pemilu damai, menggemberikan, penuh persahabatan, maka dari itu kita sebut pilpres sebagai friendly competition," kata dia.

Melalui pelantikan pada hari ini, Sunanto resmi menjabat Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah periode 2018-2022 dan menggantikan ketua umum sebelumnya, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Dalam pidato sambutannya, Sunanto juga menyinggung peran pemuda dalam tahun politik.

Baca juga: Pemuda Muhammadiyah Pastikan Netral di Pilpres 2019

 

Menurut dia, pemuda kini lebih fokus pada perpecahan akibat perbedaan pilihan politik dibandingkan memikirkan peran mereka dalam membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.

"Pilihan poliik yang berbeda itu biasa, kalau mau pilih Joko Widodo monggo, mau pilih Prabowo Subianto monggo. Tapi harus ada alasan dan tanggung jawab secara keislaman dan pribadi. Namun, untuk organisasi Islam enggak penting-penting amat juga mendukung calon presiden tertentu," kata Sunanto.

Ia juga menegaskan bahwa umat Muhammadiyah tak perlu digoda untuk menentukan arah politiknya.

Ke depan, Pemuda Muhammadiyah lebih membutuhkan bimbingan dan kebersamaan membantu Indonesia menyelesaikan persoalan bangsa.

"Tidak perlu didorong pilih calon presiden nomor urut 01 atau 02, ke depan pemuda harus membantu menyelesaikan persoalan bangsa," kata Sunanto.

Adapun pelantikan juga dihadiri oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, serta Ketua KPU Arief Budiman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com