JAKARTA, KOMPAS.com — Cerita bahwa masa kecil Presiden Joko Widodo hidup di bantaran kali mungkin sudah banyak beredar di media massa dan berbagai buku.
Namun, seperti apa persisnya seorang Jokowi kecil menjalani hidup di pinggiran kali itu tampaknya belum pernah ada yang menceritakan ulang.
Rupanya, sang sumber cerita sendiri yang tidak ingin cerita tersebut menjadi konsumsi publik.
"Hal-hal seperti itu saya kira tidak perlu diekspose," ujar Jokowi ketika ditanya pembawa acara peluncuran buku Jokowi Menuju Cahaya karya Albertiene Endah di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Kamis (13/12/2018).
Baca juga: Sepatu NAH Jokowi Keluar Versi Serba Putih...
Jadi, cerita Jokowi kecil hidup di bantaran sungai yang patut diketahui khalayak hanyalah ia hidup susah. Sudah.
"Namanya hidup di pinggir kali, ya semua orang tahulah kayak gimana. Enggak perlulah saya ceritakan," ujar Jokowi.
"Yang jelas kesulitan dan kesusahan untuk hidup sudah jadi keseharian kita," lanjut dia.
Baca juga: Kampanye di Medsos, Jokowi-Maruf Lebih Manfaatkan Facebook, Prabowo-Sandi Instagram
Meski demikian, Jokowi mengakui, kesusahan masa kecilnya itu sangatlah memengaruhi kehidupannya saat ini baik sebagai kepala keluarga maupun kepala negara.
"Perjalanan panjang dalam kesulitan, dalam kekurangan, menjadi bagian yang penting bagi kehidupan saya sekarang ini," ujar Jokowi.
Baca juga: Jokowi: Kalau Ibu-ibu, Urusan Rp 200-Rp 300 Perak Mesti Dihitung...
Salah satunya adalah mengenai ketegaran dan kekuatannya secara pribadi dalam menghadapi kondisi yang menderanya. Sesulit dan semenyakitkan apa pun.
"Menjadi kuat. Karena kita sudah ditempa saat menjalani kehidupan di masa lalu," ujar Jokowi.