Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembangkan Pabrik Baterai di Morowali, China dan Jepang Investasi 700 Juta Dolar AS

Kompas.com - 29/11/2018, 19:13 WIB
Kristian Erdianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan bahwa China dan Jepang telah sepakat untuk investasi dalam pengembangan produksi baterai listrik. Nilai investasi mencapai 700 juta dolar AS.

Pabrik tersebut menjadi salah satu instrumen pendukung proyek kendaraan bermotor berbasis tenaga listrik.

Hal itu ia ungkapkan dalam Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Kendaraan Bermotor Lisrik Nasional di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (29/11/2018).

Baca juga: DPR Komitmen Dukung Proyek Kendaraan Listrik Nasional

"Tiongkok dan Jepang telah menginvestasikan 700 juta USD untuk pengembangan baterai listrik di Morowali," ujar Luhut.

Menurut Luhut, investasi ditanamkan untuk membangun nickel smelting yang dapat memproduksi 50 ribu ton per tahun.

Selain itu, akan dibangun pula nickel hydroxites dan cobalt smelting dengan kapasitas produksi sebesar 4 ribu ton per tahun.

"Januari besok akan groundbreaking," kata Luhut.

Luhut mengatakan, Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar. Nikel merupakan komponen utama baterai lithium yang digunakan dalam kendaraan bermotor tenaga listrik.

Sekitar 60 hingga 80 persen komponen baterai lithium berasal dari nikel. Sementara cadangan nikel di Indonesia sangat strategis untuk dikembangkan.

Baca juga: Pemerintah: Pengembangan Kendaraan Listrik Kurangi Impor BBM

Ia berharap dengan dibangunnnya pabrik baterai lithium ini maka akan semakin mendorong perkembangan industri kendaraan bermotor listrik.

"Indonesia harus menjadi pemain utama lithium battery karena memiliki cadangan nikel terbesar," ucap mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan itu.

"Sekarang kita mau bangun (pabrik) Lithium Baterai di Morowali. Nah di Karawang bikin pabrik mobilnya. Sea portnya di Patimban, airportnya di Bandara Kertajati," tuturnya.

Kompas TV Melonggarkan daftar negatif investasi juga menjadi salah satu kebijakan untuk menciutkan defisit transaksi berjalan. Tetapi, pelaku usaha mengaku bingung dengan paket kebijakan ekonomi ke-16 yang sedang dimatangkan pemerintahselain sosialisasiketerlibatan pebisnis pun di-anggap kurang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com