Pabrik tersebut menjadi salah satu instrumen pendukung proyek kendaraan bermotor berbasis tenaga listrik.
Hal itu ia ungkapkan dalam Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Kendaraan Bermotor Lisrik Nasional di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (29/11/2018).
"Tiongkok dan Jepang telah menginvestasikan 700 juta USD untuk pengembangan baterai listrik di Morowali," ujar Luhut.
Menurut Luhut, investasi ditanamkan untuk membangun nickel smelting yang dapat memproduksi 50 ribu ton per tahun.
Selain itu, akan dibangun pula nickel hydroxites dan cobalt smelting dengan kapasitas produksi sebesar 4 ribu ton per tahun.
"Januari besok akan groundbreaking," kata Luhut.
Luhut mengatakan, Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar. Nikel merupakan komponen utama baterai lithium yang digunakan dalam kendaraan bermotor tenaga listrik.
Sekitar 60 hingga 80 persen komponen baterai lithium berasal dari nikel. Sementara cadangan nikel di Indonesia sangat strategis untuk dikembangkan.
Ia berharap dengan dibangunnnya pabrik baterai lithium ini maka akan semakin mendorong perkembangan industri kendaraan bermotor listrik.
"Indonesia harus menjadi pemain utama lithium battery karena memiliki cadangan nikel terbesar," ucap mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan itu.
"Sekarang kita mau bangun (pabrik) Lithium Baterai di Morowali. Nah di Karawang bikin pabrik mobilnya. Sea portnya di Patimban, airportnya di Bandara Kertajati," tuturnya.
https://nasional.kompas.com/read/2018/11/29/19130761/kembangkan-pabrik-baterai-di-morowali-china-dan-jepang-investasi-700-juta