Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga: Saya ke Pasar Serap Aspirasi, kalau Belanja Namanya Pencitraan

Kompas.com - 26/11/2018, 09:28 WIB
Jessi Carina,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, mengatakan berbelanja saat blusukan ke pasar memang bukan tujuannya.

Ia mengatakan, kegiatannya berkunjung ke pasar adalah untuk mendengarkan aspirasi dari pedagang dan pembeli.

"Kalau belanja ke pasar itu tugas orang rumah saya. Kalau saya belanja di pasar, itu namanya pencitraan," ujar Sandiaga, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (25/11/2018).

Baca juga: Komentar Sandiaga atas Pernyataan Jokowi Orang Super Kaya Tiba-tiba Datang ke Pasar

Pernyataan ini disampaikan Sandiaga setelah sebelumnya ia menanggapi pernyataan calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo, yang menyindir mereka yang ke pasar, tak berbelanja, tetapi mengeluh soal harga mahal.

Atas pernyataan Jokowi itu, Sandiaga mengaku mencoba berbaik sangka. Menurut dia, bisa saja orang yang Jokowi maksud bukan dirinya.

"Tapi kalau memang ditujukan kepada saya, yang bilang harga-harga di pasar naik dan tidak stabil itu bukan saya tetapi pedagang dan pembeli sendiri," ujar Sandiaga.

Baca juga: Blusukan di Pasar Gintung, Jokowi Beli 50 Buah Tempe

Selama masa kampanye Pilpres 2019, Jokowi dan Sandiaga berulang kali saling berbalas soal hasil blusukannya ke pasar, terutama terkait harga berbagai kebutuhan.

Pernyataan Jokowi

Saat berkunjung ke Bandar Lampung, Jokowi menyinggung ada orang masuk ke pasar tradisional dan tidak membeli apa pun.

Namun, ketika keluar pasar mengatakan harga barang di pasar tradisional mahal-mahal.

Jokowi mengatakan, ia berkunjung pasar tidak hanya untuk berbelanja, tetapi juga mengecek harga bahan pangan.

"Waktu ke pasar di Bogor, tempe yang panjang dan gede itu hanya Rp 4.000. Tadi pagi, saya juga ke Pasar Gintung, tempenya lebih murah lagi, Rp 3.500. Dimakan tiga hari saja enggak habis itu. Orang kalau itu (tempe) dipotong bisa jadi 15 lembar," ujar Jokowi.

Baca juga: Jokowi: Orang Enggak Pernah ke Pasar, Tiba-tiba Nongol di Pasar, Keluar-keluar Bilang Harga Mahal...

Demikian pula dengan harga sayur mayur. Saat mengunjungi pasar di Bogor, ia membeli satu ikat bayam Rp 2.000. Namun di Pasar Gintung Bandar Lampung, harganya lebih murah Rp 1.000 per ikat.

Hanya beberapa komoditas yang ia lihat mengalami fluktuasi harga. Salah satunya daging ayam.

Oleh sebab itu, Jokowi terkadang merasa kesal apabila ada yang mengatakan bahwa harga-harga bahan pangan di pasar tradisional mahal-mahal.

"Jangan lagi ada yang masuk ke pasar, enggak beli apa-apa, keluar pasar lalu bilangwah harganya mahal- mahal. Orang enggak pernah ke pasar juga, tiba-tiba nongol di pasar, keluar-keluar bilang harga mahal," ujar Jokowi.

"Enggak mungkin orang super kaya, tiba-tiba datang ke pasar, enggak biasalah. Apalagi datang ke pasar, enggak beli apa-apa, tau-taubilang ini mahal, ini mahal," lanjut dia.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Menuju Istana 2019

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com