Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terima Penyandang Disabilitas, Ma’ruf Amin Klarifikasi soal “Buta” dan “Tuli”

Kompas.com - 24/11/2018, 19:26 WIB
Reza Jurnaliston,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin menerima sejumlah penyandang disabilitas di Rumah Situbondo, kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (23/11/2018) sore.

Sekitar 10-15 penyandang disabilitas tiba di depan kediaman Ma’ruf Amin itu sekitar pukul 16.59 WIB. Ada yang mengenakan tongkat penyangga sebagai alat bantu berjalan, ada pula yang digandeng.

Mereka langsung masuk ke ruangan pertemuan yang berlangsung tertutup. 

Selang dua jam, para wartawan diberikan kesempatan untuk masuk ke ruang pertemuan.

Kelompok penyandang disabilitas menghadiahi lukisan untuk Ma'ruf. Lukisan karikatur Ma'ruf itu merupakan hasil karya Nauval, seorang penyandang disabilitas.

Dalam lukisan tersebut, Ma'ruf digambarkan dengan gaya khasnya, berbusana sarung berwarna biru, mengenakan jas gelap yang dipadankan dengan baju putih dan syal putih.

Dalam lukisannya juga terdapat tulisan “Kaum Difabel Bersama Abah”. Rencananya lukisan itu dilelang pada peringatan hari difabel.

Selain itu adapula pemberian lukisan dari penyandang disabilitas lain bernama Fikri. Lukisan tersebut menggambarkan potret diri Ma’ruf Amin namun dibuat secara digital,

Ma’ruf mengucapkan terima kasih atas kehadiran dan pemberian lukisan dari penyandang disabilitas.

“Saya mendapatkan kehormatan anak saya, cucu saya difabel silahturahim memberikan gambar saya yang tulisannya difabel bersama Abah,” ucap Ma’ruf.

Pada kesempatan itu, Ma’ruf juga memberikan klarifikasi atas maksud kata "tuli" dan "buta" yang sempat dilontarkan ketika berbicara terkait hasil kerja Presiden Joko Widodo, beberapa waktu lalu.

Saat itu, Ma'ruf mengatakan orang yang tidak mau mengakui adanya kenyataan pembangunan yang dilakukan Presiden Joko Widodo hanyalah orang “buta" dan “tuli”. 

Baca juga: TKN Jokowi-Maruf Heran Bawaslu Proses Laporan Budek-Buta

“Saya menggunakan istilah tuli dan buta yang saya maksudkan tidak secara fisik tapi soal hati. Tidak mungkin (menghina) cucu saya juga difabel enggak mungkin menghina cucu saya sendiri,” ujar Ma’ruf.

Diketaui cucu Ma’ruf Amin yang bernama Ahmad Fathi Khalidi juga menyandang disabilitas.

Fathi adalah seorang mahasiswa jurusan Arsitektur Universitas Brawijaya Malang. “Saya minta maaf, saya tidak ada kaitannya dengan soal fisik,” tutur Ma’ruf.

Kompas TV Apa kritikan dan masukan dari tim sukses Prabowo-Sandi terkait lapangan pekerjaan untuk rakyat Indonesia? Langkah apa yang sudah dan akan diambil Jokowi terkait jaminan pekerjaan untuk warganya?<br /> Kita bahas bersama Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga Handi Risza Idris serta wakil direktur tim kampanye nasional Jokowi-Maruf Amin Deddy Sitorus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com