Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yenny Wahid Bicara Peran Perempuan di Forum Perdamaian Paris

Kompas.com - 12/11/2018, 11:14 WIB
Krisiandi

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Putri mendiang Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid berbicara tentang peran perempuan di Forum Perdamaian Paris (Paris Peace Forum) yang berlangsung di Paris, Perancis 11-13 November 2018.

Dalam forum tersebut Yenny menjadi seorang dari 12 Anggota Komite Pengarah Forum Perdamaian Paris yang dipimpin mantan Dirjen World Trade Organisation Pascal Lamy dan pendiri organisasi nonprofit SheSays India, Trisha Shetty.

Yenny beserta seluruh anggota Komite Pengarah akan memberikan masukan kepada Komite Eksekutif terkait arah pembicaraan dan negosiasi dalam Forum Perdamaian Paris

Yenny Wahid mengaku dipilih berkaitan dengan aktivitasnya bersama Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam dengan keanggotaan mencapai 80 juta jiwa, dan dinilai mampu bekerja mempromosikan perdamaian hingga ke akar rumput, pemberdayaan perempuan termarjinalisasi, serta pikirannya yang tercurahkan untuk Wahid Foundation.

"Saat ini fokus saya secara profesional adalah membangun jaringan internasional untuk kampanye perdamaian. Alhamdulillah pelan-pelan kami mulai mendapat pengakuan dari lembaga-lembaga dunia," ujar Yenny seperti dikutip Antara, Senin (12/11/2018).

"Misalnya belum lama ini kami baru bekerja sama dengan UN Women-lembaga PBB yang menangani masalah perempuan untuk menjalankan program Perempuan Untuk Perdamaian," lanjut dia. 

Yenny menjadi satu-satunya anggota Komite Pengarah Forum Perdamaian Paris dari kawasan Asia Tenggara.

Sejumlah tokoh yang masuk dalam jajaran Komite Pengarah antara lain Rouba Mhaissen dari Libanon, Haifa Dia Al-Attia dari Yordania, dan Huiyao serta Zhimin Chen dari China.

Dalam forum itu Yenny akan berbicara dalam salah satu sesi tentang peranan perempuan dalam memperjuangkan perdamaian. Program yang telah dirintis Yenny selama ini di Tanah Air adalah program Desa Damai dan sistem deteksi dini radikalisme.

"Saya akan memaparkan tentang program bernama Desa Damai yang bertujuan memberikan tingkat harapan hidup lebih besar dan lebih tinggi. Dalam program Desa Damai ini ada beberapa komponen yang harus ada, diantaranya, pemberdayaan ekonomi masyarakat, dan ceramah agama," jelasnya.

Selain itu Yenny juga akan mengampanyekan program pelatihan masyarakat dalam menciptakan sistem deteksi dini terhadap potensi radikalisme yang terjadi di lingkungan sekitar.

Baca juga: Yenny Wahid Sebut Tindakan Radikalisme Seseorang Disebabkan Putus Asa

Dengan menggabungkan kedua komponen ini yakni ekonomi dan agama, kata Yenny, persoalan radikalisme di pedesaan akan mampu diatasi.

"Setelah berjalan Program ini ternyata mampu menginspirasi dunia dan banyak negara yang melirik program tersebut," beber Yenny.

Program perempuan untuk perdamaian dengan fokus perempuan di desa telah dimulai Yenny aejak awal 2018.

Pada tahun 2017 lalu Yenny juga menjadi perwakilan Indonesia dalam pembentukan dewan toleransi dan perdamaian global di Pulau Malta, bersama perwakilan?tujuh negara lainnya antara lain AS, Mesir, UEA.

Kompas TV Ma'ruf datang untuk bersilaturahim dengan Istri Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid dan keluarganya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com