Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Anggota Polri Jadi Penumpang Pesawat Lion Air yang Jatuh

Kompas.com - 29/10/2018, 15:37 WIB
Mela Arnani,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tiga anggota kepolisian turut menjadi penumpang di dalam pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10/2018) pagi.

"Tiga orang personel yaitu AKBP Sekar Maulana, AKBP Mito, dan Bripka Rangga Adiprana," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Dedi Prasetyo saat dihubungi Kompas.com, Senin (29/10/2018).

Dedi menjelaskan, AKBP Sekar Maulana dan AKBP Mito bertugas di Polda Bangka Belitung. Sementara Bripka Rangga Adi bertugas di Polres Pangkal Pinang.

Menurut Dedi, hingga saat ini ketiganya belum ditemukan. Polri masih terus menunggu kabar lebih lanjut.

"Masih proses pencarian," ujar dia.

Baca juga: Kemenkeu Dapat Kabar 20 Pegawainya Ada di Pesawat Lion Air yang Jatuh

Ia menambahkan, saat ini pihaknya telah mengirimkan enam kapal ke lokasi kejadian. Selain itu, Polri turut membantu pencarian korban pesawat Lion Air menggunakan tiga helikopter.

"Polri juga menyiapkan tim DVI (Disaster Victim Indetification) untuk membantu mengidentifikasi korban yang sudah ditemukan," kata Dedi.

Pesawat Lion Air JT 610 dipastikan terjatuh 13 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Saat ini, Basarnas dan pihak yang berwenang masih terus melakukan evakuasi. Pemberitaan sebelumnya menyebutkan, telah ditemukan serpihan tubuh pesawat, barang-barang, serta tubuh yang diduga sebagai korban, yang mengapung di air.

Pesawat Lion Air ini merupakan pesawat baru karena baru mengudara selama dua bulan, tepatnya diterbangkan mulai 15 Agustus 2018 lalu. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com