Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TKN Sebut Elektabilitas Jokowi di Jabar, Banten, dan Sulawesi Semakin Tinggi

Kompas.com - 27/10/2018, 16:20 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Dian Maharani

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto mengatakan, elektabilitas Jokowi semakin menguat di beberapa daerah di Indonesia.

Padahal, pada Pemilu 2014 lalu, elektabilitas Jokowi di daerah tersebut terbilang rendah.

"Berdasarkan Pemilu 2014 yang lalu, ada pergeseran persepsi yang semakin positif kepada pasangan Jokowi-Ma'ruf," ujar Hasto dalam konferensi pers Rapat Kerja Nasional (TKN) di Hotel Empire Palace, Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (27/10/2018).

Salah satunya adalah Provinsi Jawa Barat. Hasto mengatakan, ada dua penyebab mengapa elektabilitas Jokowi naik di provinsi tersebut. Pertama, masyarakat sudah mulai terbuka matanya terhadap kinerja Jokowi selama menjadi presiden RI selama empat tahun terakhir.

Baca juga: Rakernas Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf Resmi Dibuka

"Masyarakat (Jawa Barat) sangat memahami bagaimana perhatian Pak Jokowi dengan prinsip kerja, kerja dan kerja untuk Indonesia," ujar Hasto.

Kedua, yakni dengan mengalirnya dukungan dari sejumlah tokoh penjaring suara di Jawa Barat. Antara lain Gubernur Jawa Barat sendiri Ridwan Kamil, mantan gubernru Jawa Barat Deddy Mizwar, politikus PDI Perjuangan TB Hasanudin, mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi hingga politikus senior Golkar Ginanjar Kartasasmita.

Selain di Jabar, elektabilitas Jokowi juga naik di Sulawesi. Kenaikan ini, menurut Hasto, disebabkan oleh kerja pemerintah dalam penanggulangan dampak bencana alam di Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi dan Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Selatan, beberapa waktu lalu.

"Demikian pula Banten. Seperti kita ketahui, Kiai Ma'ruf adalah tokoh yang sangat mengakar di basis suara di mana sejarah pergerakkan Islam sangat kuat. Di Banten, beliau memang tumbuh menjadi seorang ulama besar," ujar Hasto.

Adapun di daerah-daerah yang pada Pemilu 2014 elektabilitas Jokowi sudah tinggi, TKN tetap mengelolanya dengan baik. Ia menyebut, Sumatera misalnya. Para sekretaris jenderal partai politik pendukung secara periodik selalu mengunjungi daerah itu untuk meresmikan simpul relawan atau kelompok pemenangan.

"Jadi, kami ini terus berbagi tugas supaya menunjukkan bahwa seluruh parpol pendukung Jokowi-Ma'ruf solid bersama relawan," ujar Hasto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com