Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Prabowo Bela Ratna Sarumpaet Sebelum Kebohongan Terungkap

Kompas.com - 05/10/2018, 10:45 WIB
Kristian Erdianto,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengungkapkan alasannya membela Ratna Sarumpaet sebelum kabar penganiayaan yang dialami Ratna terbukti tidak benar.

Kabar Ratna dianiaya tersiar sejak Selasa (2/10/2018). Kemudian hal iitu dikonfirmasi oleh sejumlah politisi di tim Prabowo-Sandiaga. Bahkan secara khusus Prabowo menggelar konferensi pers di kediaman pribadinya, Selasa malam, untuk menyatakan sikap atas pengakuan Ratna tersebut.

Namun, pada Rabu (3/10/2018) sore, Ratna mengakui bahwa cerita penganiayaan yang dialaminya hanuya bohong belaka. Pengakuan Ratna ini setelah ada penyelidikan kepolisian yang tak menemukan bukti adanya penganiayaan Ratna.

Baca juga: 4 Politisi Ini Dilaporkan ke MKD karena Kebohongan Ratna Sarumpaet

Prabowo bersama Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais dan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon sempat bertemu dengan Ratna pada Selasa (2/10/2018).

Saat itu, Prabowo memercayai cerita yang diungkapkan Ratna. Aktivis perempuan itu mengaku dianiaya pada 21 September 2018 oleh sejumlah orang tak dikenal, di sekitar Bandara Internasional Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat.

Mendengar itu, Prabowo terkejut dan merasa berempati.

"Waktu ada berita itu saya memang terkejut. Dan saya percaya, dia minta ketemu saya. Saya juga tanya berkali-kali mana visumnya," ujar Prabowo saat menjadi narasumber acara Rosi yang ditayangkan Kompas TV, Kamis (4/10/2018).

Baca juga: Jeratan Pasal Berlapis untuk Kebohongan Ratna Sarumpaet

Prabowo percaya dengan cerita tersebut karena ia mengenal Ratna sebagai salah satu aktivis yang selalu membela kelompok rentan dan kerap mengkritik kebijakan pemerintah pusat. Ratna juga dikenal sebagai salah satu tokoh yang menentang penggusuran di beberapa wilayah di DKI Jakarta.

Kendati demikian, Prabowo mengakui bahwa ia belum lama mengenal Ratna dan hanya pernah bertemu beberapa kali. Perkenalannya dengan Ratna terjadi menjelang Pilkada DKI Jakarta. Waktu itu Ratna aktif mengkampanyekan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Selain itu, kata Prabowo, Ratna juga menyatakan dukungan kepada dirinya untuk maju sebagai calon presiden di Pilpres 2019. Ratna akhirnya menjadi salah satu juru kampanye nasional dalam Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo-Sandiaga.

"Saya terkesan, kagum, ada tokoh perempuan yang membela kaum yang lemah. Di situ saya simpatik," kata Prabowo.

Baca juga: Polisi Akan Periksa Amien Rais Terkait Kasus Hoaks Ratna Sarumpaet

Di sisi lain, saat mendengar pengakuan Ratna, Prabowo merasa ada rangkaian peristiwa kekerasan yang terjadi belakangan ini. Ia mencontohkan peristiwa persekusi aktivis Gerakan #2019GantiPresiden, Neno Warisman.

Kemudian ada juga kasus penyiraman air keras yang dialami oleh penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.

"Akhirnya waktu ada berita itu, saya memang terkejut. Tapi begitu beliau mengaku saya langsung ambil alih tanggung jawab, saya meminta maaf ke publik, dan kalau memang mau diusut ya silakan diusut," ucap Prabowo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MA Perintahkan KPU Cabut Aturan Batas Usia Calon Kepala Daerah

MA Perintahkan KPU Cabut Aturan Batas Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
RSUD di Musi Rawas Utara Kekurangan Listrik, Jokowi Langsung Telepon Dirut PLN

RSUD di Musi Rawas Utara Kekurangan Listrik, Jokowi Langsung Telepon Dirut PLN

Nasional
Politik Uang: Sanderaan Demokrasi

Politik Uang: Sanderaan Demokrasi

Nasional
Tinjau RSUD Rupit, Jokowi Senang Tak Ada Keluhan Kurang Dokter Spesialis

Tinjau RSUD Rupit, Jokowi Senang Tak Ada Keluhan Kurang Dokter Spesialis

Nasional
Kemenlu: 14 WNI Ditangkap Kepolisian Hong Kong, Diduga Terlibat Pencucian Uang

Kemenlu: 14 WNI Ditangkap Kepolisian Hong Kong, Diduga Terlibat Pencucian Uang

Nasional
Jokowi Minta Polri Transparan Usut Kasus 'Vina Cirebon'

Jokowi Minta Polri Transparan Usut Kasus "Vina Cirebon"

Nasional
Hakim MK Bingung Saksi Parpol yang Diusir KPPS Tak Punya Surat Presiden

Hakim MK Bingung Saksi Parpol yang Diusir KPPS Tak Punya Surat Presiden

Nasional
Nayunda Jadi Honorer Kementan Masuk Kerja 2 Hari, tapi Digaji Setahun

Nayunda Jadi Honorer Kementan Masuk Kerja 2 Hari, tapi Digaji Setahun

Nasional
Komisi III DPR Sebut Usia Pensiun Polri Direvisi agar Sama dengan ASN

Komisi III DPR Sebut Usia Pensiun Polri Direvisi agar Sama dengan ASN

Nasional
Jokowi Teken Susunan 9 Nama Pansel Capim KPK

Jokowi Teken Susunan 9 Nama Pansel Capim KPK

Nasional
Minta Intelijen Petakan Kerawanan Pilkada di Papua, Menko Polhukam: Jangan Berharap Bantuan dari Wilayah Lain

Minta Intelijen Petakan Kerawanan Pilkada di Papua, Menko Polhukam: Jangan Berharap Bantuan dari Wilayah Lain

Nasional
Antisipasi Konflik Israel Meluas, Kemenlu Siapkan Rencana Kontigensi

Antisipasi Konflik Israel Meluas, Kemenlu Siapkan Rencana Kontigensi

Nasional
Cak Imin Sebut Dukungan Negara Eropa untuk Palestina Jadi Pemantik Wujudkan Perdamaian

Cak Imin Sebut Dukungan Negara Eropa untuk Palestina Jadi Pemantik Wujudkan Perdamaian

Nasional
Polri Ungkap Identitas Anggota Densus 88 yang Buntuti Jampidsus, Berpangkat Bripda

Polri Ungkap Identitas Anggota Densus 88 yang Buntuti Jampidsus, Berpangkat Bripda

Nasional
Revisi UU Polri, Polisi Bakal Diberi Wewenang Spionase dan Sabotase

Revisi UU Polri, Polisi Bakal Diberi Wewenang Spionase dan Sabotase

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com