Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhub Ingin Masalah Over Dimensi dan Over Load Rampung di 2019

Kompas.com - 03/10/2018, 13:17 WIB
Auzi Amazia Domasti,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com -
Forum Perhubungan bertema “Sudah Cukup Pembiaran Over Dimension and Over Load (Odol)” dibuka Rabu pagi (3/10/2018), di Hotel Red Top, Jakarta.

Sesi diskusi ini dihadiri oleh Kementerian Perhubungan, kepolisian, perwakilan asosiasi truk dan logistik serta berbagai stakeholder  untuk membahas penanganan masalah over dimension dan over loading di jalan.

Menteri Perhubungan Budi Karya yang turut hadir dalam forum tersebut menyampaikan bahwa permasalahan odol ditargetkan tak lagi ada di tahun 2019 mendatang. 

Seluruh stakeholder diharapkan mau bekerja sama dan menaati aturan agar penemuan odol di jalan tak terjadi lagi. 

Salah satu solusi yang disebutkan, contohnya, yakni jangan membuat ketebalan ban angkutan barang seperti truk menjadi lebih tebal atau tidak sesuai kualifikasi. 

Hal ini agar beban yang dibawa truk tidak sengaja diangkut berlebihan. Dengan begitu, upaya melanggar dapat terhindar.

“Asal tahu saja ban truk yang paling kuat di indonesia, tapi itu tidak sesuai kualifikasi dan dibuat secara sistematis. Nah, fakta-fakta pelanggaran seperti ini harusnya membuat kita malu,” ujar Menhub.

Selain itu, Menhub juga menyebutkan bahwa cara strategis pengangkutan lainnya adalah dengan tidak menggunakan mobil. Misalnya, dengan kereta api.

Kemudian, pada akhir sambutannya, Menhub Budi Karya mengatakan kalau komitmen ketaatan berlalu lintas juga menjadi budaya suatu bangsa. 

“Saya yakin makin hari masyarakat semakin cerdas, mampu menjadi bangsa besar dan memiliki komitmen dengan suatu budaya, termasuk taat berlalu lintas,” ujar Menhub.

Sementara itu, Direktur Bina Keselamatan Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Risal Wasan dalam  forum diskusi tersebut mengatakan, pihak tahun ini membuka 43 jembatan timbang untuk mengatasi permasalhan Odol. 

“Penyediaan jembatan timbang tersebut yakni untuk pengawasan, pencegahan, dan pencatatan beban angkutan barang," tutup Risal. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com