JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto memastikan, informasi narapidana kabur pascagempa di Sulawesi Tengah benar adanya.
"Jadi berita ini benar, bukan hoaks," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (1/10/2018).
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, dari total warga binaan di rumah tahanan dan lembaga pemasyarakatan di Sulawesi Tengah sebanyak 3.220 orang, kini tinggal tersisa 1.795 orang.
Sementara itu sisanya yakni sebanyak 1.425 warga binaan tidak lagi ada di selnya.
Wiranto mengatakan, para warga binaan itu melarikan diri karena lapas rusak di guncang gempa.
Meski begitu ia memastikan, 5 napi kasus terorisme tidak kabur karena dua hari sebelum terjadi gempa yakni pada 26 September 2018, sudah dipindahkan lebih dulu ke Nusakambangan.
"Sehingga dengan perhitungan penyediaan makanan dan air yang nanti akan kami siapkan maka ultimatum sama kepala lapas untuk di kasih waktu satu minggu supaya balik ke tempat tahanan masing masing, diimbau," kata dia.
Baca juga: Setelah Gempa di Sulteng, 1.425 Napi dan Tahanan Tak Berada di Sel
"Tentu kami juga seminggu kemudian harus menyediakan makanan air dan sebagiannya, kalau enggak ya mana bisa. Ini pekerjaan kita," sambung mantan Panglima ABRI tersebut.
Sebelumya, Direktur Jenderal Pemasyarakatan Sri Puguh Budi Utami menyebut ada lima lokasi yang warga binaannya meninggalkan tempat tak lama setelah terjadi gempa.
1. Lapas Palu yang memiliki kapasitas 210 orang
Saat terjadi gempa, Lapas diisi 581 warga binaan. Hingga Senin pagi, tercatat hanya tinggal 66 orang yang masih bertahan di Lapas.
2. Rutan Palu yang berkapasitas 120 orang
Saat terjadi gempa, Rutan berisi 463 warga binaan. Hingga Senin pagi, hanya tersisa 53 orang di dalam tahanan.
3. Rutan Donggala yang berkapasitas 108 orang
Saat gempa, Rutan berisi333 warga binaan. Hingga saat ini, Rutan dalam keadaan kosong.
4. Lapas Perempuan Palu yang memiliki kapasitas 100 orang
Saat gempa terjadi, Lapas berisi 84 warga binaan dan tiga bayi. Saat ini, Lapas hanya tersisa 9 warga binaan.
5. Lembaga Pembinaan Khusus Anak di Palu yang berkapasitas 100 orang
Saat terjadi gempa berisi 29 narapidana. Saat ini, hanya tersisa 5.