Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di New York, Wapres Kalla Serukan Rekonsiliasi untuk Perdamaian

Kompas.com - 25/09/2018, 09:05 WIB
Krisiandi

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan pidatonya pada sidang KTT Perdamaian Dunia memperingati ulang tahun ke-100 mendiang mantan presiden Afrika Seatan Nelson Mandela di Markas PBB New York, Amerika Serikat, Senin (24/9/2018) siang waktu setempat.

Dalam pidatonya, seperti dikutip Antara, Kalla menyerukan pentingnya dialog, rekonsiliasi dan keadilan untuk membangun perdamaian dunia.

Menurut Kalla, rekonsiliasi dan keadilan merupakan nilai-nilai yang diajarkan Nelson Mandela saat membebaskan rakyat Afrika Selatan dari belenggu sistem apartheid yang diskriminatif.

Seluruh dunia, kata Kalla, terinsipirasi oleh hebatnya Mandela.

"Saya percaya pada nilai rekonsiliasi. Salah satu contohnya adalah bagaimana proses rekonsiliasi berjalan dengan baik di Aceh," katanya.

Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini menuturkan, Aceh menjadi salah satu contoh rekonsiliasi yang menghasilkan perdamaian. Menurut Kalla, situasi yang damai di Aceh memungkinkan untuk melangsungkan pembangunan ekonomi.

Dan kini, orang-orang yang tadinya ada di kubu pemberontak justru duduk di kursi pemerintahan setempat.

Pada prinsipnya, kata Kalla, dialog bisa menjadi dasar budaya perdamaian. Selain itu mendukung hubungan yang baik di antara negara-negara, toleransi di antara kepercayaan dan agama, serta menjadikan aliansi peradaban.

"Kami juga percaya bahwa dialog dapat membantu mengatasi pidato kebencian, radikalisme dan ekstremisme kekerasan," katanya.

Kalla menuturkan, perdamaian merupakan syarat pembangunan. Artinya, tak akan ada pembangunan yang berkelanjutan jika damai belum terwujud.

"Oleh karena itu, PBB dan semua organ dan badannya harus terus mempromosikan dan menjamin perdamaian global dan pembangunan yang adil dan berkelanjutan untuk semua anggota. Tidak ada yang tertinggal," kata Wapres.

Baca juga: 100 Tahun Nelson Mandela dan Kenangan akan Sosoknya...

Dalam kesempatan tersebut, Wapres juga menyampaikan kenangannya terhadap Presiden Afrika Selatan pertama pasca-rezim apartheid tersebut.

"Saya beruntung bertemu dengannya pada tahun 2003. Saya ingat dia sebagai pribadi dengan karakter yang tenang. Seorang tokoh sederhana, tetapi kuat dalam keyakinan. Saya juga sangat menyukai baju batik kesayangannya yang berwarna-warni, yang mencerminkan semangatnya yang semarak," katanya.

Nelson Mandela adalah aktivis anti-apharteid di Afrika Selatan yang sempat dipenjara sebagai tahanan politik selama 27 tahun. Selepas bebas dari penjara, Mandela terpilih menjadi Presiden Afrika selatan.

Kompas TV Zuhair Al Shun menilai pembukaan Kedubes Amerika Serikat di Jerusalem merupakan bentuk pelanggaran hukum internasional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com