Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo Kritik Sifat Orang Indonesia yang Terlalu Baik

Kompas.com - 16/09/2018, 17:51 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon presiden Prabowo Subianto menilai keunggulan bangsa Indonesia yang utama adalah kebaikannya. Namun terkadang ia melihat bangsa Indonesia terlalu baik.

"Aneh ya? Memang sifat kita, DNA kita adalah demikian. Kita dibesarkan oleh guru-guru, ustaz-ustaz kita untuk selalu berbuat baik. Mereka mengajarkan berbuat jujur, jangan curang. Nak, belajar yang keras, kalau jadi masuk lembaga-lembaga pendidikan belajar keras jangan nyontek," kata Prabowo dalam pidatonya di kegiatan pembekalan calon legislatif PAN di Grand Paragon, Jakarta, Minggu (16/9/2018).

Namun di sisi lain, Prabowo melihat bangsa lain juga diajarkan tentang menang atau kalah. Hal itu yang dinilainya membuat bangsa Indonesia menjadi lengah dalam sejumlah hal.

Ia menyinggung sejumlah persoalan, seperti melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, kekayaan negara yang sebagian dikelola asing, kekayaan negara yang tak terdistribusikan merata di masyarakat, utang negara, hingga kondisi perbankan nasional yang tidak aman.

"Jadi saudara-saudara, karena kelengahan kita semua jangan kita mencaci maki. Sekian puluh tahun kita terlalu baik," kata Prabowo.

Oleh karena itu, ia memandang Indonesia butuh perbaikan dan perubahan. Ia optimistis dirinya bersama Sandiaga Uno, beserta empat partai pengusung mampu membawa perubahan.

"Jadi kita butuh perubahan, perbaikan, dan dalam kondisi sekarang PAN, PKS, Demokrat dan Gerindra, kita yang bisa membawa perubahan dan perbaikan di republik ini," kata Prabowo.

Menurut mantan Danjen Kopassus ini, Indonesia berpotensi semakin miskin dan bersama ke-empat partai koalisi, ia yakin bisa membenahi persoalan tersebut.

Situasi itu, kata Prabowo, yang membuat masyarakat Indonesia semakin khawatir karena kondisi yang memburuk. Menurut dia, sudah ada data-data statistik atau penelitian yang menunjukkan kondisi Indonesia mengkhawatirkan.

"Dan semua data itu menunjukkan kondisi kita tidak dalam kondisk baik," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com