Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ali Mochtar: Jangan Sedikit-sedikit Larinya ke Presiden...

Kompas.com - 28/08/2018, 20:51 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus Partai Golkar Ali Mochtar Ngabalin meminta pembubaran gerakan #2019GantiPresiden oleh aparat tidak dikait-kaitkan dengan sosok Presiden Joko Widodo.

"Kok larinya malah ke rezim? Jangan sedikit-sedikit larinya ke pemerintah, sedikit-sedikit larinya ke Presiden, sedikit-sedikit larinya ke Istana. Jangan 'baper' (bawa perasaan) gitu loh. Masak politikus itu bawa perasaan, enggak boleh," ujar Ali saat dijumpai di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Selasa (28/8/2018).

Ali yang juga menjabat sebagai Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden (KSP) menegaskan bahwa massa #2019GantiPresiden terpaksa dibubarkan oleh aparat atas alasan keamanan.

Baca juga: Tim Kampanye Optimistis #2019GantiPresiden Tak Lemahkan Elektabilitas Jokowi

Ali menilai, aktivitas yang mereka lakukan bukanlah sebatas kritik terhadap pemerintah. Apalagi memaparkan program kerja pasangan calon presiden dan wakil presiden yang mereka usung di dalam Pilpres 2019.

Ali menilai, mereka juga menggunakan ujaran kebencian, fitnah serta hasutan. Hal tersebut tentunya berpotensi bersinggungan dengan masyarakat yang mendukung Jokowi. Alhasil, muncul potensi gesekkan antara kelompok masyarakat.

Dengan alasan demikian, aparat dinilai berwenang untuk membubarkan aktivitas kelompok itu.

"Jadi ini murni persoalan keamanan. Begitu ada pro kontra, kemudian diperkirakan ini menimbulkan kekacauan keamanan di kedua belah pihak, maka polisi diperintahkan undang-undang untuk segera menghentikannya. Jadi mereka juga enggak usah marah-marah sama polisi, polisi adalah representasi hukum," ujar Ali.

"Pasal 15 UU Nomor 9 Tahun 1994 itu jelas diatur, unsur-unsurnya, keamanan, ketertiban, menghargai perbedaan pendapat, menjaga persatuan dan kesatuan, hukum dan norma yang berlaku. Jadi kalau dia datang ke Surabaya, Batam, Makassar, masyarakat merasa terganggu, ya bisa dibubarkan," lanjut dia.

Diberitakan, sejumlah tokoh penggerak aksi #2019GantiPresiden ditolak di sejumlah daerah di Indonesia. Beberapa aksi bahkan nyaris berujung dengan kericuhan. Antara lain Neno Warisman yang diadang massa ketika tiba di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II, Pekanbaru.

Baca juga: Mardani Klaim #2019GantiPresiden Tingkatkan Partisipasi Politik Publik

Sebelumnya, acara diskusi yang menghadirkan Ratna Sarumpaet sebagai pembicara juga ditolak massa di Bangka Belitung.

Mengenai kasus Neno, Juru Bicara Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto mengatakan bahwa pembubaran aksi massa #2019GantiPresiden dan melarang Neno hadir dalam acara Tour Musik bertajuk "#2019GantiPresiden" di Pekanbaru, adalah untuk mencegah situasi yang tak kondusif.

"Kebetulan Mbak Neno (Neno Warisman) datang, sudah ada pelemparan seperti itu. Kalau dibiarkan, nanti merangsek pada acara tur musik ini bisa berdampak luas," kata Wawan.

Kompas TV Pro dan kontra deklarasi #2019GantiPresiden masih terus berlanjut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Akui Tapera Banyak Dikritik, Menteri PUPR: Kita Ikuti Saja Prosesnya

Akui Tapera Banyak Dikritik, Menteri PUPR: Kita Ikuti Saja Prosesnya

Nasional
Hasto Beri Sinyal PDI-P Bakal Lawan Calon Didukung Jokowi di Pilkada 2024

Hasto Beri Sinyal PDI-P Bakal Lawan Calon Didukung Jokowi di Pilkada 2024

Nasional
Terima SK, Khofifah-Emil Dardak Resmi Didukung PAN di Pilkada Jatim 2024

Terima SK, Khofifah-Emil Dardak Resmi Didukung PAN di Pilkada Jatim 2024

Nasional
PKB Utus Dua Elitenya Bertanding Tingkatkan Elektabilitas untuk Diusung di Pilkada Jabar

PKB Utus Dua Elitenya Bertanding Tingkatkan Elektabilitas untuk Diusung di Pilkada Jabar

Nasional
Berseloroh Saat Buka Kotak Suara di Sidang MK, Saldi Isra: Jarang-jarang Ini, Kejadian Langka

Berseloroh Saat Buka Kotak Suara di Sidang MK, Saldi Isra: Jarang-jarang Ini, Kejadian Langka

Nasional
Minta Perkara TPPU Dipercepat, SYL: Umur Sudah 70 Tahun, Makin Kurus

Minta Perkara TPPU Dipercepat, SYL: Umur Sudah 70 Tahun, Makin Kurus

Nasional
Kata Zulhas, Jokowi Larang Kaesang Maju Pilkada Jakarta meski Ada Putusan MA

Kata Zulhas, Jokowi Larang Kaesang Maju Pilkada Jakarta meski Ada Putusan MA

Nasional
Soal Wacana Maju Pilkada Jakarta, PSI: Tergantung Mas Kaesang dan KIM

Soal Wacana Maju Pilkada Jakarta, PSI: Tergantung Mas Kaesang dan KIM

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh di Luar Tahanan, KPK Sebut Sudah Antisipasi Bukti dan Saksi

Hakim Agung Gazalba Saleh di Luar Tahanan, KPK Sebut Sudah Antisipasi Bukti dan Saksi

Nasional
PDI-P Pertimbangkan 3 Menteri Jokowi untuk Pilkada Jakarta: Pramono Anung, Azwar Anas, dan Basuki Hadimuljono

PDI-P Pertimbangkan 3 Menteri Jokowi untuk Pilkada Jakarta: Pramono Anung, Azwar Anas, dan Basuki Hadimuljono

Nasional
Soal Komposisi Gugus Tugas Sinkronisasi, Demokrat: Itu Hak Prabowo sebagai Presiden Terpilih

Soal Komposisi Gugus Tugas Sinkronisasi, Demokrat: Itu Hak Prabowo sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Surati Kabareskrim, FKMS Minta Kasus Dugaan Ijazah Palsu Bupati Ponorogo Dituntaskan

Surati Kabareskrim, FKMS Minta Kasus Dugaan Ijazah Palsu Bupati Ponorogo Dituntaskan

Nasional
PN Jakarta Pusat Nyatakan Tak Berwenang Adili Perbuatan Melawan Hukum Terkait Pencalonan Gibran

PN Jakarta Pusat Nyatakan Tak Berwenang Adili Perbuatan Melawan Hukum Terkait Pencalonan Gibran

Nasional
Tak Sejalan dengan Reformasi, Revisi UU TNI Sebaiknya Dihentikan

Tak Sejalan dengan Reformasi, Revisi UU TNI Sebaiknya Dihentikan

Nasional
Demokrat Tak Persoalkan Anggota Tim Transisi Pemerintahan Diisi Kader Gerindra

Demokrat Tak Persoalkan Anggota Tim Transisi Pemerintahan Diisi Kader Gerindra

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com