Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala BMKG Minta Stop Hoaks soal Gempa Lombok

Kompas.com - 27/08/2018, 21:26 WIB
Devina Halim,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan lebih baik memikirkan tentang pencegahan gempa daripada hoaks. Ia berkaca dari masih banyaknya hoaks terkait gempa susulan yang beredar setelah bencana gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Daripada meramal-ramal akan ada gempa di tanggal-tanggal tertentu, itu hanya akan menghabiskan energi," ujar Dwikorita di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat, Senin (27/9/2018).

"Tapi kita harus siap di manapun, kita harus siap bangunannya," lanjut dia.

Baca juga: Banjir Hoaks Bencana, Bagaimana Kita Menyikapinya?

Bencana gempa Lombok yang terjadi beberapa waktu lalu dijadikannya contoh kurangnya kesiapan bangunan menghadapi gempa. Padahal, wilayah Indonesia rawan terhadap gempa.

"Kalau Lombok itu bukan gempa paling kuat, itu tidak seharusnya rusak seperti ini, tapi karena bangunannya tidak siap, sehingga tidak cukup waktu bagi penghuninya lari keluar," jelasnya.

Ia menyebutkan bahwa sebenarnya sudah ada peta yang menggambarkan zona, di mana kemungkinan terjadi gempa atau gesekan lempengan bumi.

Namun, Dwikorita menegaskan bahwa hal tersebut merupakan bagian dari tindakan pencegahan dan perlu didukung dengan bangunan tahan gempa.

Baca juga: Kapolri: Jangan Percaya Hoaks Gempa Besar 26 Agustus

"Tapi itu jangan dijadikan heboh, justru itu bagian dari kesiapan, tinggal konstruksinya disesuaikan agar kalau ada gempa bangunan itu tidak langsung roboh," terang dia.

"Kalau seandainya gempanya sangat kuat, bangunan itu memang bergoyang dan memberikan cukup waktu bagi penghuninya untuk lari keluar," tambah dia.

Edukasi seperti ini diharapkannya dapat menjadi modal bagi masyarakat agar tidak memercayai berbagai hoaks terkait gempa.

Kompas TV Sutopo pun berharap masyarakat untuk tidak mudah percaya pada berita-berita bohong yang menyebar di media sosial.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com