Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia, Demokrasi, dan Tanggung Jawab yang Terbalik

Kompas.com - 10/07/2018, 06:03 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi memaparkan disertasinya tentang politik uang dan jual beli suara di Indonesia.

Menurut Burhanuddin, studi tentang hal tersebut masih sangat jarang di Indonesia, negara yang relatif baru dalam demokrasi.

"Young democracy (demokrasi yang masih muda). Persoalannya bukan dari sisi apakah satu negara demokrasi atau tidak, tapi seberapa berkualitas demokrasinya," kata Burhanuddin di kantor Indonesia Corruption Watch (ICW), Jakarta, Senin (9/7/2018).

Baca juga: Studi Tentang Politik Uang di Indonesia Masih Minim

Ada banyak hal menarik yang dapat diteliti terkait hal tersebut. Salah satunya adalah kaitan demokrasi dengan politik uang maupun jual beli suara yang kerap terjadi dalam pemilu di Tanah Air.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat merilis hasil survei mengenai split ticket voting dan karakteristik personal capres memengaruhi massa pemilih, di kantor Indikator Jakarta Pusat, Selasa (13/5/2014). Hasil survei menunjukkan elektabilitas capres PDI Perjuangan , Joko Widodo, masih yang tertinggi mengungguli pesaing terberatnya, Prabowo Subianto. Tingkat keterpilihan capres PDI-P itu sebesar 31,8 persen. Sementara pesaing terberatnya, Prabowo Subianto, tingkat keterpilihannya terpaut agak jauh, yakni hanya 19,8 persen.TRIBUNNEWS/HERUDIN Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat merilis hasil survei mengenai split ticket voting dan karakteristik personal capres memengaruhi massa pemilih, di kantor Indikator Jakarta Pusat, Selasa (13/5/2014). Hasil survei menunjukkan elektabilitas capres PDI Perjuangan , Joko Widodo, masih yang tertinggi mengungguli pesaing terberatnya, Prabowo Subianto. Tingkat keterpilihan capres PDI-P itu sebesar 31,8 persen. Sementara pesaing terberatnya, Prabowo Subianto, tingkat keterpilihannya terpaut agak jauh, yakni hanya 19,8 persen.

Salah satu ukuran kualitas demokrasi, imbuh Burhanuddin, adalah pemilu yang adil, bebas, dan transparan.

Ukuran pemilu semacam itu adalah partai politik maupun politisi bisa dimintai tanggung jawab politiknya oleh pemilih.

Baca juga: Temuan 186 Amplop Berisi Uang di Temanggung, Diduga Politik Uang

Akan tetapi, karena politik uang mewarnai pemilu di Indonesia, maka hal yang terjadi adalah hal sebaliknya. Maksudnya, tanggung jawab politik yang terbalik.

"Alih-alih meminta tanggung jawab partai atau politisi agar menjalankan mandat demokratik sesuai dengan pemilih, dalam konteks pemilu dan demokrasi yang padat modal, yang terjadi justru sebaliknya," jelas Burhanuddin.

Ia mengungkapkan, politisi yang telah memberikan uang atau hadiah kepada pemilih, lantas berhak meminta pertanggungjawaban pemilih sesuai dengan uang atau hadiah yang sudah diberikan. Kondisi ini juga terjadi di sejumlah negara yang kondisinya serupa dengan Indonesia.

Baca juga: Bawaslu Proses 35 Kasus Dugaan Politik Uang di Pilkada 2018, Terbanyak di Sulsel

"Itu merata di negara-negara yang relatif baru demokrasinya termasuk di Eropa, Eropa bagian selatan yang patronage demokrasinya lebih kuat dibandingkan Eropa barat. Apalagi Amerika latin, Afrika, Asia, dan sebagainya," tutur Burhanuddin.

Kompas TV Bawaslu Temanggung menemukan adanya dugaan politik uang pelaksanaan Pilkada Serentak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pimpinan Komisi VII Wanti-wanti Pengelolaan Tambang Ormas Rentan Ditunggangi Konglomerat

Pimpinan Komisi VII Wanti-wanti Pengelolaan Tambang Ormas Rentan Ditunggangi Konglomerat

Nasional
745 Personel Polri Dimutasi, Kadiv Propam Irjen Syahardiantono Naik Jadi Kabaintelkam

745 Personel Polri Dimutasi, Kadiv Propam Irjen Syahardiantono Naik Jadi Kabaintelkam

Nasional
Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

Nasional
Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Nasional
Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Nasional
Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Nasional
Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Nasional
Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Nasional
Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko 'Deadlock'

Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko "Deadlock"

Nasional
Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Nasional
PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

Nasional
Mantan Kabareskrim: Saya Tidak Yakin Judi Online Akan Terberantas

Mantan Kabareskrim: Saya Tidak Yakin Judi Online Akan Terberantas

Nasional
PPATK Ungkap Perputaran Uang Judi 'Online' Anggota Legislatif Capai Ratusan Miliar

PPATK Ungkap Perputaran Uang Judi "Online" Anggota Legislatif Capai Ratusan Miliar

Nasional
KIM Siapkan Pesaing Anies pada Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil dan Kaesang Masuk Nominasi

KIM Siapkan Pesaing Anies pada Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil dan Kaesang Masuk Nominasi

Nasional
KPK Ungkap Awal Mula Dugaan Korupsi Bansos Presiden Terbongkar

KPK Ungkap Awal Mula Dugaan Korupsi Bansos Presiden Terbongkar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com