Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua Komisi IX DPR Soroti Gaji Tenaga Honorer di Bawah UMR

Kompas.com - 04/06/2018, 18:29 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf menyoroti gaji tenaga honorer yang masih cenderung rendah. Bahkan, gaji tenaga honorer masih di bawah upah minimum regional (UMR).

"Sangat memprihatinkan tenaga honorer, honor rata-rata Rp 150.000 sampai mungkin Rp 400.000. Itu di bawah UMR," kata Dede di Gedung DPR/MPR RI, Senin (4/6/2018).

Dede menjelaskan, sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan, gaji minimal pekerja haruslah sesuai dengan UMR. Apalagi, tenaga honorer yang bekerja di instansi pemerintah bekerja untuk negara.

"Tentu ini sudah tidak pas, tidak benar," ucap Dede.

Oleh karena itu, imbuh dia, sebagai warga negara yang taat kepada undang-undang, maka setiap pekerja harus memperoleh hak kesejahteraan yang layak, sesuai dengan UU Ketenagakerjaan. Ini termasuk tenaga honorer yang bekerja untuk negara.

Baca juga: "Sebaiknya Guru Honorer Diberi THR, Terutama yang Mengabdi Bertahun-tahun"

Permasalahan semacam ini, imbuh Dede, harus segera diselesaikan. Pasalnya, hal ini menyangkut kesejahteraan tenaga honorer yang jumlahnya sangat banyak.

Menurut Dede, pemerintah pun harus menjadikan persoalan kesejahteraan tenaga honorer sebagai prioritas. Sebab, ini menjadi cerminan dukungan pemerintah terhadap sektor sumber daya manusia (SDM).

"Jika pemerintah memiliki sikap untuk memberikan dukungan kepada SDM, apakah itu pendidikan, kesejahteraan, ataupun peningkatan status, kompetensi, saya pikir ini bisa mendorong bangsa kita bergerak," kata Dede.

Kompas TV Tak hanya soal tunjangan, Fadli Zon juga menyoroti tenaga honorer yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com