Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Napi Lapas Salemba Kendalikan Penyelundupan 15 Ribu Pil Ekstasi

Kompas.com - 28/05/2018, 13:32 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) dan Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkap jaringan penyelundupan 68 kilogram katinon dan 15.487 butir pil ekstasi. Modus yang digunakan adalah pengiriman paket yang dipecah-pecah.

Direktur Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai Heru Pambudi menyebut, penyelundupan pil ekstasi tersebut melibatkan dua narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Salemba, Jakarta.

Heru mengungkapkan, dari hasil controlled delivery di Cikarang, petugas mengamankan MJP yang datang mengambil paket di Kantor Pos. Petugas juga mengamankan tiga orang lainnya berinisial YH, RY, dan S.

"Dari hasil pemeriksaan petugas terhadap ketiga orang tersebut, mereka menyatakan diperintah oleh dua orang berinisial JN dan WL yang ternyata merupakan narapidana di Lapas Salemba," ujar Heru dalam konferensi pers di Kantor DJBC, Jakarta, Senin (28/5/2018).

Baca juga: Dikendalikan dari Lapas di Bandung, Anak di Bawah Umur Ini Jadi Kurir Sabu

Petugas pun mendapatkan nama seseorang berinisial AB. Data terkait AB diperoleh dari para tersangka yang telah ditangkap.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pemberantasan BNN Irjen Pol Arman Depari mengungkapkan, barang haram itu dipesan khusus dari Eropa Barat.

Mantan Direktur Narkotika Bareskrim ini mengaku prihatin dengan masih adanya narapidana yang mengontrol peradaran narkotika.  

"Ini jadi keprihatinan. Pengawasan yang sudah sedemikian ketat dilakukan Bea Cukai di perbatasan darat, bandara, dan perbatasan laut, tapi ternyata di lapas longgar," ungkap Arman.

Dalam pengungkapkan kasus ini, awalnya petugas mencurigai empat paket yang diduga berisi narkotika. Petugas kemudian memeriksa paket tersebut. Hasilnya, ditemukan tablet dalam masing-masing paket.

Pada paket pertama ada 3.080 butir tablet, di paket kedua ditemukan 3.163 butir tablet, paket ketiga terdapat 2.993 tablet, dan paket keempat 3.268 tablet. Tablet tersebut setelah diuji di minilab Bea Cukai Soekarno Hatta positif ekstasi.

Paket-paket itu akan dikirimkan ke Cikarang, Bekasi; Bogor dan Bandung. 

Baca juga: BNN Ungkap Penyelundupan 25 Kg Sabu yang Dikendalikan dari Lapas

BNN dan DJBC kemudian melakukan controlled delivery dua paket barang kiriman tersebut ke Bogor dan Cikarang. Untuk dua paket sisanya, DJBC dan BNN berkoordinasi dengan Bea Cukai Bandung.

Pengembangan di Bogor dimulai pada 2 April 2018. Adapun dari hasil controlled delivery di Sukajadi, Bandung, petugas berhasil mengamankan seseorang yang mengambil paket tersebut berinisial TL pada 2 April 2018.

Petugas juga mengamankan TL dan RWS. Mereka mengaku diperintah seseorang berinisial T alias JN untuk menitipkan barang di rumah LP dan RWS yang nanti akan diambil YH. YH sebelumnya ditangkap di Cikarang.

T alias JN adalah orang yang sama yang memerintahkan YH ke Cikarang dan Bandung.

Kompas TV Penghargaan terhadap AKBP Roni Faisal disampaikan Kapolda Jawa Timur Irjen Machfud Arifin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Nasional
Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasional
Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Nasional
Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com