Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Asing Soroti Ledakan Bom di Surabaya Dilakukan oleh Keluarga

Kompas.com - 15/05/2018, 07:06 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah media asing kembali mewartakan aksi terorisme yang terjadi di Indonesia. Pada Minggu (13/5/2018), aksi bom bunuh diri terjadi di tiga gereja di Surabaya.

Aksi serupa menyusul terjadi di Mapolrestabes Surabaya pada Senin (14/5/2018).

Kesamaan kedua aksi bom bunuh diri tersebut adalah dilakukan oleh keluarga. Hal ini menjadi sorotan sejumlah media asing.

Media asal Inggris, BBC, mewartakan aksi bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya. Aksi tersebut dilakukan oleh lima orang anggota keluarga yang mengendarai dua sepeda motor.

Baca juga: Pelaku Bom Mapolrestabes Surabaya Sempat Mampir Jemput Anak di Rumah Ibu

Peristiwa tersebut, tulis BBC, terjadi setelah sebelumnya ada aksi serupa di tiga gereja. Aksi bom bunuh diri itu juga dilakukan oleh satu keluarga.

"Indonesia adalah negara mayoritas Muslim. Negara kepulauan berpenduduk 260 juta tersebut telah menyaksikan kebangkitan militansi Islam dalam beberapa tahun terakhir, namun skala serangan di Surabaya telah menimbulkan kekhawatiran baru tentang potensi jaringan jihadis," tulis BBC.

Media asal Inggris lain, The Independent, dalam judulnya menulis "Serangan di Indonesia: Dua keluarga meluncurkan rangkaian bom bunuh diri di Surabaya, melibatkan anak-anak berusia 8 tahun."

Baca juga: Pelaku Bom Bunuh Diri di Surabaya Diduga Berasal dari Satu Keluarga

 

Kemudian, The Independent merinci aksi bom bunuh diri tersebut terjadi di tiga gereja dan disusul aksi di kantor polisi sehari berikutnya.

Reuters juga mengabarkan tentang aksi bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya. Media asal AS tersebut menulis judul "Keluarga militan melibatkan anak dalam serangan bom bunuh diri di kantor polisi Indonesia."

Media AS lainnya, yakni New York Times malah membuat judul yang lebih menohok. New York Times menulis "Ancaman Baru nan 'Gila' Bom Bunuh Diri Indonesia: Orangtua dan Anak-anak Mereka."

Baca juga: Mendikbud: Semua Anak dalam Ledakan Bom Surabaya adalah Korban

Sejumlah media lain pun mengabarkan dua aksi bom bunuh diri yang terjadi di Surabaya. Di Asia, media-media yang mewartakan antara lain Asia One (Malaysia), The Straits Times (Singapura), Al Jazeera, Nikkei Asian Review, dan The Indian Express (India).

Media-media Eropa yang mewartakan aksi tersebut antara lain BBC, The Independent, Deutsche Welle (Jerman), dan Irish Times (Irlandia), Express (Inggris), dan The Guardian (Inggris).

Adapun media AS antara lain New York Times, Reuters, Business Insider, NBC, Wall Street Journal, Global News California, Time, CBS News, dan Washington News.

Media Australia juga mewartakan aksi tersebut, antara lain The Australian, SBS, News Australia, dan ABC.

Kompas TV Pelibatan anak-anak hingga anak muda dalam tindakan radikalisme menjadi sorotan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Nasional
Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com