JAKARTA, KOMPAS.com – Langkah Presiden Joko Widodo untuk maju kembali dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019 tak hanya didukung oleh para partai politik pendukungnya.
Belakangan, muncul dukungan dari berbagai elemen masyarakat agar mantan Gubernur DKI Jakarta itu bertarung dalam pilpres dan kembali memimpin Indonesia di periode kedua.
Salah satu dukungan berasal dari kelompok masyarakat yang menamakan dirinya Relawan Jokowi (ReJo). Pada Minggu (6/5/2018), Rejo resmi mendeklarasikan diri mendukung Jokowi dua periode.
Tujuan Rejo hanya satu, yakni untuk memenangkan Presiden Jokowi pada Pilpres 2019. Berbagai strategi pun sudah disiapkan, di antaranya fokus menggarap tiga segmen.
Ketiga segmen tersebut yaitu masyarakat perkotaan, Islam modern, dan ibu-ibu. Rejo memerintahkan agar para relawan turun langsung ke masyarakat dan aktif di media sosial untuk mengkampanyekan capaian pemerintahan Jokowi.
Baca juga: Tampung Masukan Masyarakat, "ReJo" akan Sodorkan Nama Cawapres ke Jokowi
"Gerbong" SBY
Menariknya, ReJo dipimpin oleh Darmizal, kader Partai Demokrat. Bahkan ia juga punya jabatan strategis yakni Wakil Ketua Komisi Pengawas di partai yang dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono itu.
Namun, pria yang juga pendiri Partai Demokrat bersama SBY itu memutuskan untuk mundur dari jabatannya di Partai Demokrat, setelah Rejo mendeklarasikan diri mendukung Jokowi.
Darmizal bahkan sempat terisak. Dia tak kuat menahan haru usai membacakan surat pengunduran dirinya yang ditujukan kepada SBY.
Ia mengatakan, keputusannya berhenti sebagai Wakil Ketua Komisi Pengawas Partai Demokrat sudah dipertimbangkan dengan matang. Sebab, ia tak ingin kegiatannya sebagai Ketua Umum Rejo justru mengganggu Partai Demokrat.
Baca juga: Lepas Jabatan di Demokrat, Anak Buah SBY Pilih Jadi Ketua Relawan Jokowi
Darmizal mengucapkan terima kasih kepada SBY dan seluruh pengurus Partai Demokrat yang memberikan kepercayaan kepadanya membangun Demokrat bersama-sama.
"Saya berharap dan optimis Partai Demokrat tetap solid di bawah kepemimpinan Bapak SBY. Hal ini saya sampaikan untuk kejayaan Partai Demokrat dan demi kejayaan NKRI," kata Darmizal.
"Komitmen kami kepada kepemimpinan Bapak Insinyur Haji Jokowi adalah wujud kecintaan kepada NKRI. Jayalah NKRI, Rejo untuk Indonesia," ujar dia.
Tak cuma itu, acara deklarasi Rejo juga kental nuansa Partai Demokrat. Sebab beberapa mantan tokoh partai berlambang bintang Mercy itu juga nampak bergabung.
Sebut saja Anwar Fuadi yang merupakan salah satu pendiri Partai Demokrat. Lalu ada juga Freddy Numberi, mantan kader Demokrat dan Menteri Perhubungan di kabinet pemerintahan Presiden SBY.
Jembatan
Gerbong SBY yang mendukung Jokowi untuk Pilpres 2019 belum diikuti oleh Partai Demokrat. Hingga saat ini Partai Demokrat belum menentukan arah merapat ke koalisi Jokowi atau Prabowo pada Pilpres 2019 mendatang.
Meski begitu, belakangan, Partai Demokrat kian dekat dengan Jokowi. Bahkan, Partai Demokrat juga mengundang Jokowi untuk membuka rakernas pada Maret 2018 lalu.
Darmizal sendiri siap menjadi jembatan antara Demokrat dan Jokowi. Meski memimpin Relawan Jokowi, namun ia tetap menganggap bahwa Partai Demokrat adalah rumahnya.
Menurut dia, segala kemungkinan masih ada, termasuk merapatnya Demokrat ke Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang.
"Siapa tahu besok setelah saya bergabung (ke Rejo) ada pilihan, ada ketetapan ke mana Demokrat berlabuh. Saya sepenuh hati mengatakan tentu saja menyiapkan diri untuk menjadi jembatan," ucap dia.
Darmizal mengaku punya kebangggan terhadap SBY karena sudah bertahun-tahun bersama-sama membangun Partai Demokrat. Oleh karena itu, ia yakin pilihannya untuk mendukung Jokowi akan diterima oleh koleganya tersebut.