Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekuatan Jokowi Untuk Pilpres 2019 Dianggap Lebih Besar Daripada 2014

Kompas.com - 20/04/2018, 23:46 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi PDI Perjuangan Maruarar Sirait menyebut Presiden Joko Widodo memiliki modal yang lebih kuat untuk kembali jadi presiden 2019. Ia membandingkan dengan saat Jokowi "nyapres" 2014 lalu. Dukungan sama-sama besar, namun kali ini dukungan politik juga semakin kuat.

"Beda banget, 2014 elektabilitas Jokowi dengan sekarang jelas berbeda. Lebih tinggi sekarang," ujar Maruarar di Universitas Indonesia, Jakarta, Jumat (20/4/2018).

Dari segi dukungan politik, Jokowi kini berhasil merangkul lebih banyak partai politik. PDI-P, Partai Golkar, Partai Nasdem, PPP, Partai Hanura, PSI, dan Perindo telah menyatakan dukungannya pada Jokowi. Jumlah koalisi akan lebih besar dibandingkan 2014 lalu.

Kemudian, elektabilitasnya juga meningkat. Hal ini, kata Maruarar, menunjukkan bahwa suara di akar rumput juga kian kuat. 

Baca juga : Politisi Gerindra Sebut Tertutup Opsi Pasangkan Prabowo-Jokowi

"Bargaining position politik Jokowi sebagai capres sangat kuat karena didukung tokoh agama, jaringan pemuda, dan berbagai jaringan dan politiknya juga stabil," kata Maruarar.

Meski begitu, pihaknya tak mau menyombongkan diri. Saat ini tinggal menunggu Jokowi mencari calon wakil presiden yang akan mendampinginya. Siapapun wapresnya, kata dia, harus bisa meningkatkan elektabilitas mereka.

Faktor kedua yang juga penting yakni kenyamanan dan kecocokan Jokowi dengan calon wakilnya.

Baca juga : Survei Cyrus Network: Elektabilitas Jokowi 58,5 Persen, Prabowo 21,8 Persen

"Dulu SBY pilih Boediono pasti bukan karrna elektabilitas, tapi kenyamanan. Yang paling sempurna kalau satu orang punya elektabilitas dan kecocokan dengan capres," kata Maruarar.

"Jokowi sebagai pimpinan pasti punya pikiran bagaimana meneruskan infrastruktur, bagaimana membangun tol laut, dan sebagainya," lanjut dia.

Meski begitu, ia tidak dapat memastikan kapan Jokowi akan mengumumkan cawapresnya. Menurut Maruarar, Jokowi tak perlu terburu-buru mengumumkannya. Sebab, saat ini posisinya sudah sangatnkuat sehingga bisa tenang memilih cawapres yang "sreg" dengannya.

"Yang pasti ideologinya pancasila, bisa kerjasama untuk percepatan pembangunan, menjaga persatuan kesatuan bangsa," kata Maruarar.

Kompas TV Simak dialognya dalam Sapa Indonesia Pagi berikut ini!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Nasional
PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

Nasional
Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Nasional
Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Nasional
Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Nasional
Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Nasional
Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Nasional
Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Nasional
Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Nasional
Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Nasional
Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Nasional
Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Nasional
Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Nasional
DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

Nasional
Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com