Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPR Minta Bank Waspadai Penukaran Uang Pecahan Kecil Jelang Pemilu

Kompas.com - 17/04/2018, 16:26 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat  RI Bambang Soesatyo menyebut pihak bank patut waspada jika ada yang menukar uang dengan pecahan Rp 10.000 hingga Rp 50.000 dalam jumlah besar jelang Pemilihan umum, baik Pilkada maupun Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden. Sebab, patut dicurigai uang tersebut digunakan untuk dibagi-bagi ke konstituen (politik uang).

"Mestinya bank dilarang beri penukaran uang kecil karena pasti buat nyalon," ujar Bambang di PPATK, Jakarta, Selasa (17/4/2018).

Bambang mengatakan tim sukses pasangan calon membutuhkan banyak uang kecil maksimal Rp 50.000 untuk dibagikan kampanye. Untuk sekelas bupati, walikota, dan gubernur, kata Bambang, setidaknya menyiapkan Rp 2 juta yang dikonversi dalam pecahan rupiah yang nilainya kecil.

Tak hanya saat kampanye, pada hari H pencoblosan pun ada "serangan fajar" di mana anggota timses calon tertentu memberi uang atau sembako ke warga sekitar untuk memilihnya. Sementara itu, kata Bambang, sesekrang juga butuh dana besar sebagai tiket mendapatkan dukungan sekian kursi. Biasanya transaksi tersebut dilakukan secara tunai.

Baca juga : Calon Wakil Wali Kota Pangkal Pinang Mulai Disidang dalam Kasus Politik Uang

"Tidak berani nontunai. Biasanya pakai mata uang asing yang lebih tipis," kata Bambang.

Namun, Bambang menegaskan tidak semua calon kepala daerah maupun calon anggota legislatif yang bermain politik uang. Ia mengklaim partainya, Partai Golkar, bebas politik uang.

"Tidak semua begitu. Kami dari Golkar natural saja," kata Bambang.

Oleh karena itu, Bambang mendorong adanya regulasi yang mengatur transaksi uang kartal maksimal Rp 100 juta. Ia mengatakan, DPR juga akan segera membahas rancangan undang-undang tersebut begitu menerima draf dari pemerintah.

"Cara mencegah politik uang maka harus menekan transaksi uang kartal," kata Bambang.

Kompas TV Februari 2018, Zumi Zola menemui titik balik, saat KPK menetapkan dirinya jadi tersangka korupsi APBD.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com