Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Priyo Budi Santoso Punya Alasan Khusus Mengapa Pindah ke Partai Berkarya

Kompas.com - 26/03/2018, 15:53 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski sudah mengakui pindah dari Partai Golkar ke Partai Berkarya, Priyo Budi Santoso tetap belum menyatakan alasannya berpindah.

Priyo mengonfirmasi bahwa Tommy mengajak dirinya untuk bergabung di partai Berkarya. Bahkan, ia telah menjalin komunikasi dengan Tommy sejak cukup lama.

Dimulai ketika Tommy pernah mengungkapkan keinginannya maju sebagai ketua umum Golkar. Namun pada akhirnya, Tommy membentuk partai sendiri.

"Banyak hal termasuk kemungkinan Mas Tommy maju sebagai Ketum Golkar pada waktu itu bersama saya, kita duet atau apa," ujarnya usai berkunjung ke rumah duka almarhum pengusaha Probosutedjo di Jalan Diponegoro, Jakarta, Senin (26/3/2018).

(Baca juga: Akbar Tanjung Kaget Priyo Budi Santoso Pindah ke Partai Berkarya)

Selain itu, ada alasan khusus mengapa ia merencanakan untuk pindah ke partai yang dipimpin oleh Tommy Soeharto tersebut. Kendati demikian, ia tak mengungkapkan secara spesifik alasan tersebut.

"Ada alasan khusus, alasan yang saya yakini. Dalam waktu dekat saya akan berbicara soal itu. Nanti kalau sudah resmi akan saya sampaikan," katanya.

Ia menegaskan, akan terlebih dahulu bertemu dengan tokoh-tokoh senior di Golkar seperti Akbar Tandjung, Baharuddin Jusuf Habibie hingga Aburizal Bakrie sebelum mengumumkannya ke publik.

"Saya berikan kabar ke pihak Akbar Tandjung saya mau sowan. Masa telepon kan enggak enak. Saya juga titip pesan ke pihak Habibie (untuk bertemu), beliau kan sudah sehat. Kemudian kepada Aburizal itu nanti saya mau melaporkan," katanya.

Sebelumnya Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto tak merasa gusar dengan banyaknya kader Golkar yang pindah ke partai lain.

(Baca juga: Disebut Bakal Jadi Sekjen Partai Berkarya, Priyo Akan Temui Para Senior Golkar)

Hal itu disampaikan Airlangga menanggapi rencana kepindahan Priyo Budi Santoso ke Partai Berkarya dan Sahrul Yasin Limpo ke Partai Nasdem.

"Kalau di Golkar kan biasa. Dinamikanya memperkuat partai lain. Tetapi menarik gitu sebagai contoh Nasdem jadi dukung Nurdin Halid (di Pilgub Sulawesi Selatan). Jadi dengan demikian malah memperkuat Nurdin Halid," kata Airlangga di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (22/3/2018).

Hal senada disampaikan oleh Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie. Aburizal alias Ical, menilai, banyaknya kader Golkar yang pindah ke partai lain sebagai sebuah kebanggaan.

"Itu kami berbangga hati. Karena begitu banyak kader Golkar yang begitu baik kami harus menyumbngkan ke partai lain supaya partai lain sama baiknya dengan Partai Golkar," papar Aburizal.

"Kami sumbangkan ke yang lain supaya lebih baik partai lain. Kalau diminta partai lain kami happy aja," lanjut dia.

Kompas TV Sejumlah kader Golkar juga datang dan pergi. Seperti Yuddy Chrisnandi dan Syahrul Yasin Limpo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com