Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diusulkan Partai Jadi Capres, Zulkifli Hasan Anggap Pencalonannya Berat

Kompas.com - 09/03/2018, 11:49 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menjelaskan bahwa partainya telah memutuskan dirinya untuk maju sebagai calon presiden di Pilpres 2019. Namun demikian, Zulkifli mengakui bahwa syarat menjadi capres cukup berat.

"Tapi kan persyaratannya berat jadi capres harus 20 persen, karena itu keputusan diserahkan ke ketum untuk melakukan pembicaraan dengan koalisi," kata Zulkifli di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (9/3/2018).

Zulkifli melihat segala kemungkinan politik masih bisa terjadi. Dengan persentase kursi di parlemen sebesar 9 persen, PAN harus menjalin kerjasama dengan beberapa partai lainnya untuk memenuhi syarat 20 persen kursi di DPR.

Baca juga : Poros Ketiga, Demokrat Tawarkan AHY ke PKB dan PAN 

Oleh karena itu, kata dia, saat ini pihaknya masih fokus menjalin pertemuan dengan sejumlah partai, seperti Demkokrat dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

"Karena 9 persen kurang, kan banyak. Kalau kurang 11, partainya sedang ya harus dua itu, kalau besar ya satu partai cukup. Itulah gunanya ketemu-ketemu itu," ujar Zulkifli.

Oleh karena itu, mantan Menteri Kehutanan ini mendalami lebih lanjut berbagai tanggapan dan sikap dari Partai Demokrat dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terkait dengan wacana pembentukan poros ini.

"Menjajaki kan silahturahmi biasa saja, kita juga saling tanya-tanya, bagaimana sikap Demokrat, gimana sikap PKB, Demokrat sama PKB juga bisa nanya sikap PAN gimana," kata Zulkifli.

Kompas TV Partai Demokrat, PAN dan PKB menggelar pertemuan membahas Pemilihan Presiden 2019.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com