Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun Ini, Pemerintah Targetkan Angka Kemiskinan di Bawah 10 Persen

Kompas.com - 03/01/2018, 20:20 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah menargetkan angka kemiskinan akan menurun  di bawah 10 persen pada 2018.

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro optimistis target tersebut akan tercapai.

Sebab, data statistik menunjukkan angka kemiskinan terus menurun sepanjang pemerintahan Joko Widodo.

Pada 2016 lalu, Badan Pusat Statistik mencatat angka kemiskinan mencapai 10,64 persen. Sementara pada 2017 turun menjadi 10,12 persen.

"10,2 persen itu kemiskinan terendah sepanjang sejarah. Tahun ini kami harap di bawah 10 persen," kata Bambang seusai menghadiri rapat kabinet paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (3/1/2018).

Bambang menjelaskan, memang pada tahun 2017 angka kemiskinan bisa diturunkan. Tetapi, proverty rate atau tingkat kedalaman dan keparahannya juga tidak bagus. 

(Baca juga: Tahun Politik, Jokowi Minta Jajarannya Fokus Kurangi Kemiskinan)

Karena itu, yang harus dilakukan, bagaimana program pemerintah yang menyentuh langsung masyarakat benar-benar tepat sasaran.

"Kemarin rastra dan subsidi itu banyak yang tidak tepat sasaran dan tepat jumlah," katanya.

Ke depan, kata Bambang, cara-cara lama yang justru membuat bantuan pemerintah tidak tepat sasaran, tidak boleh terjadi lagi.

Dengan demikian, instruksi Jokowi agar kemiskinan tahun ini berkurang bisa tercapai.

Saat membuka rapat kabinet paripurna, siang tadi, Presiden meminta para jajarannya untuk tetap fokus bekerja di tahun 2018.

Jokowi meminta jajarannya tidak terpengaruh dengan kondisi politik menjelang pilkada 2018 dan pilpres 2019.

"Untuk tahun ini walaupun tahun 2018 adalah tahun politik, sekali lagi saya ingin ulangi, saya minta tetap fokus bekerja terutama untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengatasi ketimpangan, menurunkan angka kemiskinan," kata Jokowi.

Kompas TV Namun, karena tubuhnya yang semakin tua, ia sudah tak mampu lagi bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com