NABIRE, KOMPAS.com - Pusat Kota Nabire, Papua, tepatnya di Simpang Tugu Roket, Jumat (22/12/2017) malam, berbeda dari biasanya. Sebuah pohon Natal raksasa berdiri di tengah-tengahnya.
Dilihat dari dekat, pohon Natal itu cukup unik. Tingginya 17 meter. Besi panjang menjadi penopang di tengah-tengah. Plastik karbon transparan disusun melingkarinya. Semakin ke atas semakin kecil diameternya. Lambang bintang dipasang di puncak pohon.
Syahdu rasanya saat lampu warna-warni yang melingkari pohon Natal dinyalakan. Cahanya berpendar di sekujur badan pohon hingga pucuk bintangnya.
"Natal su dekat".
Pohon Natal nusantara
Rupanya, pohon Natal raksasa ini dirancang dan didirikan oleh muda-mudi Nabire. Mereka menyebut dirinya Bihewa Falls Community.
Kata "Bihewa Falls" sendiri diambil dari nama air terjun cantik di Nabire. Air terjun itu merupakan salah satu destinasi pariwisata andalan di kabupaten itu
(Baca juga: Pohon Natal Unik Berbahan Sampah di Gunungsitoli Jadi Lokasi Swafoto)
Sang koordinator, Reiner Windesi menyebut, komunitasnya itu terdiri dari berbagai komunitas yang hidup dan tumbuh di Nabire. Mulai dari organisasi pemuda, organisasi yang bergerak di bidang sosial, politik. Ada pula komunitas pecinta alam, komunitas pemotor hingga kelompok pemuda Muslim.
"Kami selalu membikin sesuatu setiap hari raya, entah Natal, Lebaran. Atau hari-hari besar lainnya. Nah, Natal tahun ini, kami buat ini, pohon Natal nusantara," ujar Reiner kepada Kompas.com, Jumat petang.
"Pohon Natal nusantara" sengaja dipilih sebagai nama pohon senilai Rp 27 juta itu. Pasalnya, akhir-akhir ini negara tengah dirongrong isu anti-Pancasila, antikebinekaan hingga radikalisme dan ekstremisme.
"Kami dari Nabire ini ingin menyampaikan pesan perdamaian dan persatuan. Perbedaan itu menjadi kekuatan jika bersatu. Perbedaan yang semakin dipecah-belah itu hanya menjadi perusak saja," ujar Reiner.
"Boleh saja anggota komunitas kami ini terdiri dari beberapa agama dan suku. Boleh kalian Muslim, Kristen, Hindu, Buddha, Jawa, Kalimantan, Batak, Ambon. Dari mana saja. Tapi kami menekankan persatuan," kata dia.
Bahkan Hari Raya Idul Fitri tahun 2018 mendatang, komunitasnya telah merencanakan akan mendirikan simbol bulan dan bintang raksasa di Tugu Roket tersebut.
(Baca juga: Ajak Jaga Lingkungan, Gereja Ini Buat Pohon Natal dari Botol Bekas)
Bukan luar biasa