Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Golkar 3 Tahun Sudah 7 Kali Munas, Bisa Dapat Rekor MURI..."

Kompas.com - 19/12/2017, 06:27 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Penyelenggara Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar Nurdin Halid menyampaikan partainya bisa saja mendapat rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) karena sering menyelenggarakan Musyawarah Nasional.

Sebab, dalam tiga tahun terakhir, Golkar sudah menyelenggarakan tujuh kali musyawarah tingkat nasional, yakni satu kali Musyawarah Nasional (Munas), dua kali Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) dan empat kali Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas).

"Ini bisa mendapatkan rekor MURI karena hampir tiap tahun menyelenggarakan Munas," ujar Nurdin saat menyampaikan laporan penyelenggara Munaslub Partai Golkar di JCC, Senayan, Jakarta, Senin (18/12/2017).

Nurdin menambahkan, masing-masing Munas berlangsung dalam spektrum politik yang khas dan kompetisi yang spesifik.

(Baca juga : Nurdin Halid Tegaskan Tak Akan Ada Pendaftaran Calon Ketum Golkar)

 

Meski begitu, ia meyakini hal itu justru meningkatkan kematangan partai dan kedewasaan politik kader Partai Golkar.

Ia pun menyampaikan rasa terima kasihnya atas kehadiran Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada kesempatan tersebut.

Bakal calon gubernur Sulawesi Selatan itu kemudian menyinggung poin pertama Nawa Cita tentang kehadiran negara untuk menciptakan rasa aman bagi seluruh bangsa.

"Mudah-mudahan kehadiran bapak menghadirkan kesejukan dan rasa aman bagi kader Partai Golkar dalam menyelesaikan permasalahan internal," kata Nurdin.

Rapimnas dan Munaslub tersebut digelar dalam rangka melaporkan hasil rapat pleno Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar yang memilih Airlangga Hartarto sebagai ketua umum menggantikan Setya Novanto.

Beberapa agenda yang direncanakan, selain memilih ketua umum baru yakni perombakan kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP).

Pada pembukaan Munaslub, Golkar sekaligus menegaskan kembali dukungan pencalonan Jokowi sebagai calon Presiden di Pemilu 2019.

Kompas TV Sapa Indonesia Malam membahas konsolidasi dan strategi Golkar kedepan termasuk teknis pemilihan dan pengesahan ketua umum baru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com