JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump disebut sudah mempertimbangkan dengan seksama eskalasi politik di Timur Tengah atas pengakuan Yerusalem, Palestina sebagai Ibu Kota Israel, menggantikan Tel Aviv.
Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Muhamadiyah, Abdul Mu'ti mengatakan bahwa Trump melihat posisi negara-negara Timur Tengah saat ini sangat lemah. Karenanya, Trump berani mengeluarkan pernyataan yang kontroversial tersebut.
"Trump melihat momentum negara-negara Timur Tengah sekarang ini dalam posisi lemah, mereka sangat bergantung AS," ujar Mu'ti dalam diskusi "Kotak Pandora Itu Bernama Yerusalem" di Gado-gado Boplo, Jalan Gereja Theresia 41 Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (9/12/2017).
Tak cuma itu, negara-negara di Timur Tengah juga sangat bergantung dengan Arab Saudi, di mana Arab Saudi justru sangat bergantung ke negeri Paman Sam tersebut.
"Hampir semua negara (Timur Tengah) tergantung dengan koalisi yang dibangun Arab Saudi, bahkan negara arab yang mayoritas kerajaan sangat "takut" kepada Arab Saudi dan Qatar," ucap dia.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel pada Rabu (6/12/2017) waktu setempat.
Menurut Trump, Israel adalah negara yang berdaulat dengan hak seperti setiap negara berdaulat lainnya untuk menentukan ibu kotanya sendiri.
Pengakuan tersebut dianggap Trump sebagai sebuah fakta penting untuk mencapai perdamaian antara kedua belah negara yang selama ini berkonflik.
Menurutnya, pengakuan Jerusalem sebagai ibu kota Israel merupakan hal yang tepat untuk dilakukan.
Pemerintah AS juga memulai memproses perpindahan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. Aksi ini merupakan salah satu pemenuhan janji kampanyenya kepada para pemilihnya.
Trump menyatakan keputusannya menandai dimulainya pendekatan baru untuk menyelesaikan konflik Israel dan Palestina. Dia mengklaim pemerintas AS tetap bertekad mengejar kesepakatan damai terhadap wilayah itu.
Trump akan mengutus wakil presiden AS, Mike Pence, yang akan berkunjung ke Yerusalem dalam beberapa hari mendatang.
Yerusalem menjadi kota yang diperebutkan selama beberapa dekade. Sebuah kota yang dianggap suci oleh umat Yahudi, Islam, dan Kristen.
Presiden Joko Widodo sebelumnya telah menegaskan bahwa Indonesia mengecam keras pengakuan sepihak Amerika serikat terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Pemerintah Indonesia meminta Amerika Serikat mempertimbangkan kembali langkah tersebut.