Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Minta China Tak Banyak "Ekspor" Tenaga Kerja ke RI

Kompas.com - 27/11/2017, 18:03 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta pemerintah China meninjau kebijakan “ekspor” tenaga kerja ke Indonesia yang lazim dilakukan oleh para investornya ketika berinvestasi di Indonesia.

Permintaan Kalla itu disampaikan langsung kepada Wakil Perdana Menteri China Liu Yandong saat berkunjung ke Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin (27/11/2017).

“Saya katakan tadi investasi Anda bagus, cuma jangan terlalu banyak bawa tenaga kerja,” ujar Kalla usai pertemuan itu.

Menanggapi hal itu, tutur Kalla, Liu menyetujui permintaan tersebut. Bahkan China setuju untuk melatih tenaga kerja Indonesia baik di dalam negeri maupun di Negeri Tirai Bambu tersebut.

(Baca juga : Pemerintah China Bertekad Lanjutkan Revolusi Toilet )

Indonesia menaruh perhatian serius kepada isu investasi dan tenaga kerja dari China. Sebab selama ini, kata Kalla, para investor China membawa ribuan tenaga kerja ke Indonesia.

“Saya bilang jangan begitu. Harus dilatih dulu tenaga-tenaga kita dan dia (Liu Yandong) setuju menggunakan tahap-tahap itu,” tutur Wapres.

Peta investasi di Indonesia sendiri telah mengalami perubahan dalam beberapa tahun terakhir. Melejitnya China sebagai raksasa ekonomi dunia menjadi penyebabnya.

Kini, Negeri Tirai Bambu itu sudah berada di posisi ketiga sebagai negara dengan investasi terbesar di Indonesia. Hanya kalah dari Singapura dan Jepang.

Padahal Investasi China 4 tahun lalu peringkat ke-13.

(Baca juga : China Tawarkan Pengembangan Teknologi Nuklir ke RI )

Sepanjang 2016 lalu, nilai investasi China di Indonesia mencapai 2,7 miliar dollar AS dengan 1.734 proyek. Di atasnya ada Jepang yang mencapai 5,4 miliar AS dengan 3.320 proyek, dan Singapura mencapai 9,2 miliar dollar AS dengan 5.874 proyek.

Adapun Amerika Serikat (AS) hanya duduk diperingkat ke-6 dengan nilai investasi di Indonesia mencapai 1,2 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com