Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fraksi PKS Apresiasi TNI-Polri yang Bebaskan Sandera Warga di Papua

Kompas.com - 18/11/2017, 20:51 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Fraksi PKS di DPR RI mengapresiasi TNI-Polri yang berhasil mengevakuasi warga dua desa di Mimika, Papua.

"Terima kasih TNI-Polri atas keberhasilan membebaskan sandera tanpa ada korban jiwa dari masyarakat. Ini menegaskan bahwa negara tidak kalah melawan teror," ujar Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini melalui siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (18/11/2017).

Meski demikian, F-PKS berpendapat bahwa tugas TNI-Polri belum usai.

Selain harus memastikan dan menjamin keamanan warga yang menetap di kawasan tersebut, TNI-Polri juga harus terus menangkap kelompok kriminal bersenjata.

(Baca juga: Kapolda Papua: Evakuasi Warga Sempat Dapat Perlawanan dari KKB)

Tentunya, upaya memberangus kelompok kriminal bersenjata itu harus dilakukan dengan mengutamakan keselamatan aparat keamanan.

"Upaya melumpuhkan kelompok teror ini dilakukan secara efektif dengan zero korban jiwa, terutama dari pihak aparat. Adapun, anggota kelompok teror yang menyerahkan diri dan kembali ke pangkuan NKRI bisa diampuni setelah melalui proses hukum," ujar Jazuli.

Jazuli mengakui bahwa upaya-upaya itu tidak mudah. Sebab, persoalan di tanah Papua kompleks sehingga membutuhkan penyelesaian persoalan yang komprehensif. Salah satunya memutus dukungan atas kelompok teror tersebut.

"Negara tidak boleh kalah melawan teror, apalagi yang jelas-jelas mengancam kedaulatan NKRI. Saya yakin TNI-Polri mampu," kata Jazuli.

(Baca juga: Selain Merampas Harta, Kelompok Kriminal di Papua Juga Perkosa Korban)

Diberitakan, petugas gabungan TNI-Polri sukses mengevakuasi sebanyak 345 warga di Desa Kimbely dan Utikini, Papua pada Jumat (17/11/2017) siang.

Proses evakuasi yang berlangsung dari pukul 11.00 WIT hingga 12.00 WIT itu sempat diwarnai kontak tembak dengan kelompok kriminal bersenjata.

Kompas TV Upaya evakuasi warga sudah dimulai sejak dua hari lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com