JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyerukan gencatan senjata di Papua.
TNI-Polri dan kelompok kriminal bersenjata harus sama-sama mundur terlebih dahulu dan mengedepankan komunikasi.
"Jika dua pihak memang bersedia untuk mediasi yang difasilitasi Komnas HAM, maka dua pihak harus gencatan senjata supaya tidak menimbulkan korban lagi dari kalangan sipil atau aparat," ujar Komisioner Mediasi Komnas HAM Munafrizal Manan melalui konferensi pers di kantornya di Jakarta, Jumat (17/11/2017).
(baca: Polri dan TNI Berhasil Evakuasi 345 Sandera Kelompok Bersenjata di Papua)
TNI-Polri serta kelompok kriminal bersenjata, lanjut Manaf, juga harus memastikan bahan kebutuhan pokok bagi warga dapat didistribusikan dengan baik.
"Kantor perwakilan Komnas HAM Papua sudah menyampaikan hal ini secara langsung kepada kedua pihak di lapangan," ujar Manaf.
Soal upaya mediasi, Komnas HAM telah mendapatkan akses komunikasi dengan pihak kelompok bersenjata.
(Baca juga : Jika Negosiasi Gagal, TNI-Polri Pakai Cara lain Bebaskan Sandera di Papua)
Namun, Komnas HAM belum mendapatkan komitmen eksplisit dari mereka mengenai kesediaan mediasi.
Jika mediasi memang ingin ditempuh, Manan mengingatkan bahwa prosesnya akan memerlukan waktu yang cukup lama.
Mediasi tidak bisa dilaksanakan secara tergesa-gesa karena harus melalui tahapan, mulai dari persiapan, pra mediasi dan pascamediasi.
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian sebelumnya meminta Komnas HAM untuk ikut memediasi TNI-Polri dengan KKB di Papua.
(Baca juga : Kapolri Minta Komnas HAM Bantu Mediasi Kelompok Bersenjata di Papua)
Mediasi itu terkait serangan kelompok kriminal bersenjata yang mengakibatkan beberapa orang aparat terluka, bahkan ada yang tewas.
"Saya berpikir juga mungkin teman-teman Komnas HAM bisa datang ke sana untuk melakukan mediasi," kata Tito di kantornya, Kamis (16/11/2017).
Dengan mediasi itu, Komnas HAM diharapkan menjadi mengerti dengan situasi riil di lapangan sehingga tidak menyalahkan tindakan-tindakan yang dilakukan aparat.
Petugas gabungan TNI dan Polri berhasil mengevakuasi 345 warga desa Kimberly dan Utikini, Papua, Jumat siang.
Proses evakuasi sandera yang berlangsung dari pukul 11.00 WIT hingga 12 WIT dikabarkan diwarnai penembakan dari kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, evakuasi berlangsung bertahap. Rombongan evakuasi pertama telah sampai dengan selamat di Mapolsek Tembagapura, Mimika, Papua.