Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mensos Khofifah Kecam Penganiayaan Pasangan yang Dituduh Asusila

Kompas.com - 16/11/2017, 09:24 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengecam aksi main hakim sendiri terhadap pasangan kekasih berinisial R dan MA yang dituduh berbuat mesum di sebuah kontrakan di Sukamulya, Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu (11/11/2017).

Pasangan kekasih itu dianiaya, diarak, hingga dilucuti pakaiannya. Tidak hanya itu, warga yang menggerebek kemudian merekam kondisi sejoli itu saat dianiaya dan dilucuti pakaiannya. Video itu disebarluaskan di media sosial.

Namun, setelah ditelusuri didapati fakta bahwa pasangan itu tidak terbukti melakukan perbuatan asusila. Warga salah paham lantaran mendapati pasangan itu berada dalam rumah kontrakan pada malam hari.

"Menelanjangi dan mengarak tertuduh mesum tidak dapat dibenarkan di negara hukum. Apa pun alasannya," ujar Khofifah melalui keterangan tertulis, Kamis (16/11/2017).

(Baca juga: Kronologi Pasangan Kekasih Diarak, Dianiaya, hingga Ditelanjangi)

Khofifah mengatakan, aksi penganiyaan tersebut dapat berdampak psikologis berat terhadap kedua korban. Bukan tidak mungkin keduanya mengalami trauma, stres, bahkan depresi akibat kejadian tersebut.

Menurut Khofifah, Kementerian Sosial akan melakukan pendampingan psikososial terhadap keduanya.

Jika mereka setuju, pasangan itu akan dipindahkan terlebih dahulu ke safe house atau rumah aman milik Kementerian Sosial agar pendampingan psikososial berjalan efektif.

"Tim sudah bertemu korban dan akan lakukan assessment terlebih dahulu. Baru setelah itu, ditentukan tindakan seperti apa yang akan diberikan," ucapnya.

(Baca juga: Pasangan Kekasih yang Diarak karena Dituduh Mesum Sangat Trauma)

Khofifah menilai, apa yang terjadi di Tangerang tersebut sebagai tindakan tidak terpuji dan tidak berperikemanusiaan.

Menurut dia, masyarakat memang memiliki kewajiban menjaga norma sosial dan agama, tetapi pelaksanaannya harus penuh tanggung jawab dengan didahului tabayun atau klarifikasi. Bukan berarti dibenarkan aksi main hakim sendiri.

Apalagi, lanjut Khofifah, terduga pelaku penganiayaan adalah ketua RT dan RW setempat yang seharusnya memberi contoh, keteladanan, dan perlindungan kepada warganya.

Oleh karena itu, Khofifah juga meminta kepada pihak kepolisian mengusut tuntas kasus ini. Termasuk pelaku yang memprovokasi dan penyebar video tersebut ke media sosial.

"Saya kira motif pelaku penggerebekan dan penganiayaan bukan lagi memberi pelajaran kepada kedua remaja tersebut lantaran aksi penelanjangan dan pengarakan itu direkam dan disebarluaskan lewat media sosial," ucapnya.

(Baca juga: Enam Orang Jadi Tersangka Kasus Pasangan Kekasih yang Diarak dan Ditelanjangi)

Dalam video berdurasi sekitar 53 detik itu, sejumlah orang terlihat memaksa sepasang remaja melepaskan pakaian yang melekat di tubuh mereka.

Orang-orang itu bahkan melakukan penganiayaan. Seusai membuka pakaian kedua remaja itu, sekelompok orang mengaraknya keliling kampung.

Remaja perempuan yang menjadi korban berteriak histeris karena pakaiannya dilucuti.

Kompas TV Polisi menemukan, sepasang kekasih ini tidak berbuat mesum.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com