Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolda Papua: Ada Motif Pilkada di Balik Aksi Kelompok Kriminal Bersenjata

Kompas.com - 02/11/2017, 17:10 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli Amar mengungkapkan bahwa ada indikasi kelompok-kelompok kriminal bersenjata di Papua dimanfaatkan untuk meraih dukungan oleh pasangan calon tertentu jelang penyelenggaraan Pilkada serentak 2018.

Hal tersebut dia ungkapkan usai rapat koordinasi tingkat menteri terkait situasi keamanan Papua, di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Kamis (2/11/2017).

"Kami melihat ada motif-motif lain. Ada indikasi dari hasil penelusuran kami, kelompok-kelompok (kriminal bersenjata) ini juga dapat dimanfaatkan oleh para paslon (pasangan calon) untuk meraih dukungan. Jadi kami ada fakta-fakta ke arah itu, tetapi kalau motif-motif lain yang kita lihat macam-macam. Minta hak dan sebagainya, sampai dengan isu-isu merdeka seperti itu," ujar Boy.

Terkait hal tersebut, Boy memastikan pihaknya akan meningkatkan langkah-langkah perlindungan terhadap masyarakat.

Polisi, kata Boy, menyiapkan upaya persuasif, penegakan hukum, dan meningkatkan kesiagaan untuk mengurangi gangguan keamanan dari kelompok bersenjata.

Baca juga : 4 Jam Setelah Pos Brimob, Mapolsek Tembagapura Juga Ditembaki

"Kami juga harus bisa memastikan langkah-langkah perlindungan kepada masyarakat terutama karena kehadiran dari kelompok kriminal bersenjata ini sudah menggangu keselamatan masyarakat kita," kata Boy.

"Langkah-langkah yang sudah dilakukan ini untuk terus dilakukan agar tindakan-tindakan mereka tidak semakin meluas," ucapnya.

Menurut Boy, sebanyak 7.000 personel kepolisian dikerahkan untuk mengamankan Pilkada di Papua. Selain itu, ada tujuh kompi Brimob yang akan dikirimkan dari Mabes Polri.

Seluruh aparat keamanan akan menjaga obyek-obyek vital seperti kantor pemerintahan, KPU, dan Bawaslu.

"Tempat-tempat itu berpotensi menjadi sasaran amuk massa pendukung," ucap mantan Kapolda Banten itu.

Baca juga : Panglima TNI Sebut OPM Pelaku Penembakan Pos Brimob Tembagapura

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan, pemerintah terus berupaya untuk mengatasi kondisi di berbagai daerah jelang Pilkada 2018 yang cenderung fluktuaktif.

Ia mengungkapkan bahwa sejumlah daerah yang memiliki tingkat kerawanan yang tinggi. Beberapa daerah yang ditengarai memiliki tingkat kerawanan yang cukup tinggi yakni Papua, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Barat.

"Saya kira semuanya masih pada batas-batas yang dapat kami netralisasi, belum ekstrem. Mudah-mudahan tidak ke sana maka kami terus melakukan rapat koordinasi untuk terus mencoba mengendalikan kondisi di lapangan supaya tetap kondusif," ucapnya.

Dalam rapat yang berlangsung sekitar tiga jam itu hadir Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir dan Panglima Kodam Cendrawasih Mayor Jenderal George Elnadus Supit.

Selain itu hadir pula Wakapolri Komjen Syafruddin dan Waka BIN Letnan Jenderal Teddy Lhaksmana.

Kompas TV Saat ini, lokasi kejadian dijaga oleh anggota brimob dan TNI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Nasional
Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Nasional
Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Nasional
Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Nasional
Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Nasional
Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Nasional
Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Nasional
14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

Nasional
Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Nasional
Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Nasional
Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Nasional
SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

Nasional
Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Nasional
Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta 'Rest Area' Diperbanyak

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta "Rest Area" Diperbanyak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com