Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Mengapa Panglima TNI Ditolak Masuk ke Amerika Serikat?

Kompas.com - 24/10/2017, 18:38 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorSandro Gatra

Jabatan tersebut dijabat bergiliran antara Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara dan Marinir.  

Sekali lagi, apabila benar seperti diberitakan bahwa kunjungan ini adalah sebuah kunjungan resmi atas undangan Amerika, maka kejadian dilarangnya Panglima TNI masuk ke Amerika Serikat menjadi sangat aneh bin Ajaib.

Dalam sebuah rancangan kunjungan resmi seorang Panglima TNI ke Amerika Serikat, lebih-lebih dalam rangka memenuhi undangan Pentagon, maka minimal ada dua orang yang akan “super-sibuk”, yaitu Atase Pertahanan Amerika Serikat di Jakarta dan Atase Pertahanan Indonesia di Washington DC.

Tentu saja akan melibatkan staf pribadi Panglima masing-masing dan beberapa staf terkait lainnya.  

Selain beberapa staf terkait, baik di Kemlu masing-masing dan di Pentagon serta Cilangkap, maka proses detail dari rincian kunjungan resmi semacam ini akan disusun dengan sangat “rigid”.

Bahkan sampai dengan tata busana, pantangan makan / alergi dan rentang waktu kegiatan jam demi jam sejak keberangkatan hingga tiba kembali di Jakarta. 

Proses keberangkatan Panglima sejak dari Jakarta, termasuk di Airport pun, biasanya akan melibatkan pihak US Embassy, dalam hal ini Atase Pertahanan, atau paling tidak dari staf protokolnya.  

Jadi sekali lagi, menjadi sangat aneh apabila bisa terjadi penolakan keberangkatan setelah Panglima tiba di Airport.  

Kekeliruan bisa saja terjadi, dimanapun. Namun, kekeliruan yang sampai membuat batalnya keberangkatan seorang pejabat setingkat Pangima TNI setelah tiba di Airport, sangat mengundang pertanyaan besar.  

Kini semua orang menanti jawaban dari permintaan klarifikasi yang dikirim oleh Kemlu RI ke pemerintah Amerika Serikat. 

Klarifikasi yang sangat dibutuhkan bagi mencairkan kembali suasana yang sudah terlanjur menjadi sedikit terganggu.

Semoga saja peristiwa ini, dengan permintaan maaf yang sudah dilakukan dan penjelasan klarifikasi akan dapat benar-benar menyelesaikan masalah.

Sehingga tidak menjadi sebuah batu kerikil dari hubungan AS dan Indonesia yang sudah terjalin dengan baik selama ini.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com