Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS Nilai Kurang Elok Ketidakhadiran Djarot di Pelantikan Anies-Sandi

Kompas.com - 17/10/2017, 11:36 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PKS Mustafa Kamal menilai, ketidakhadiran mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat saat pelantikan Gubernur dan Wakil Gubenur DKI Jakarta, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, kurang elok.

"Ya, ini memang satu peristiwa politik yang tidak biasa. Ini berpotensi menjadi tradisi yang kurang elok di masa yang akan datang. Karena kerukunan di antara elite politik sangat menentukan pergaulan di tengah masyarakat," kata Mustafa di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (17/10/2017).

Ia menambahkan, dalam setiap kompetisi politik di era demokrasi, semestinya langsung berakhir ketika pemenang sudah ditetapkan.

Hal itu juga berlaku di negara yang iklim demokrasinya telah maju.

(baca: Djarot ke Labuan Bajo, Sertijab Anies-Sandi Dilakukan Plh Gubernur)

Menurut dia, rekonsiliasi di level elite sangat penting untuk mendamaikan akar rumput yang sempat bertikai semasa kampanye Pilkada.

Hal itu sekaligus akan menyatukan warga Jakarta yang sempat terbelah.

"Apa yang seolah berkembang adanya keterbelahan politik di Jakarta itu akan selesai dengan sendirinya ketika elitenya berangkulan, bersalaman dengan jiwa besar," tutur Mustafa.

"Bahkan bisa memberikan kepercayaan dan dukungan bahkan kepada lawan politiknya yang terpilih. Itu yang memang tidak mudah. Kita harus mulai dari jiwa besar dari elite. Itu penting untuk dicatat," lanjut dia.

(baca: Berkunjung ke NTT, Djarot Ingin Lihat Komodo)

Djarot berlibur bersama keluarga ke Labuan Bajo sehingga tidak menghadiri acara pelantikan dan serah terima jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur.

Sebelum turun dari jabatannya, Djarot sudah mengungkapkan keinginannya untuk berlibur bersama keluarga.

"Saya pertama-tama itu harus urus tanggung jawab saya sebagai orangtua kepada anak-anak, saya mau berlibur. Saya kepingin setelah ini sebentar ke Labuan Bajo sama anak-anak," ujar Djarot saat wawancara khusus bersama Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com