Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler: Argentina ke Piala Dunia dan Wanita Diperkosa gara-gara Ikan

Kompas.com - 12/10/2017, 06:52 WIB

KOMPAS.com - Hasil sementara kualifikasi grup Piala Dunia 2018 memunculkan 23 negara lolos ke putaran final. Argentina dan Portugal dipastikan meraih tiket ke Rusia, tetapi Belanda dipaksa menjadi penonton karena tersisih dari zona Eropa.

Hasil pertandingan laga terakhir kualifikasi sejumlah grup Piala Dunia itu menjadi artikel terpopuler Kompas.com, Rabu (11/10/2017) kemarin. Selain itu, ada sejumlah artikel lain yang menyedot perhatian pembaca, di antaranya aksi keji militan di Kongo serta persiapan jelang pelantikan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.

Berikut ini rangkuman sejumlah artikel terpopuler Kompas.com kemarin.

Hasil kualifikasi Piala Dunia

Argentina lolos dari ujung tanduk setelah berhasil meraih tiket ke putaran final Piala Dunia 2018. Berkat tiga gol Lionel Messi, Albiceleste menang 3-1 atas Ekuador dan langsung lolos ke Rusia.

Hasil yang sama juga dinikmati oleh Portugal. Cristiano Ronaldo dkk tidak harus melewati babak play-off setelah menang 2-0 atas Swiss.

Kabar gembira juga dirasakan Panama dan Islandia. Keduanya untuk pertama kali lolos di turnamen akbar empat tahunan tersebut.

Sebaliknya, timnas Belanda harus menelan pil pahit. Meski menang 2-0 atas Swedia, Der Oranje terlempar dari persaingan tim-tim Eropa. Demikian pula dialami oleh Cile di zona Conmebol. Alexis Sanchez dan timnya gagal menembus zona play-off usai dibobol tiga gol oleh Brasil.

Informasi lengkap pertandingan tersebut dapat dibaca dalam sajian khusus Piala Dunia 2018 kanal Bola Kompas.com.

Kekejaman pemberontak Kongo

Gara-gara salah menyuguhkan makanan, seorang perempuan disiksa, diperkosa, dan dibunuh oleh pasukan pemberontak di kota Luebo, Republik Demokratik Kongo (RDK). Wanita itu sengaja menghidangkan masakan ikan dengan harapan melemahkan kekuatan pasukan militan yang pantang makan daging dan ikan tersebut.

Kekejaman itu terjadi tak lama setelah kepala suku atau pemimpin lokal di wilayah Luebo tewas akibat serangan oleh pasukan pemerintah.

Rekaman atas peristiwa yang mengerikan itu dibagikan lewat Whatsapp oleh saksi mata. Seorang pria berteriak, perempuan itu harus mati karena telah melakukan "pengkhianatan".

Berita selengkapnya dapat di artikel "Suguhkan Ikan ke Militan, Perempuan Ini Diperkosa dan Dipenggal ".

Menyoal status tersangka Setya Novanto

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, menilai tepat putusan Mahkamah Konstitusi (MK) atas perkara nomor 42/PUU-XV/2017 terkait alat bukti untuk menjerat tersangka.

Mahfud sepakat dengan MK, yang menyatakan bahwa penyidik aparat penegak hukum bisa menggunakan alat bukti yang telah dipakai pada perkara sebelumnya untuk menjerat tersangka yang memenangkan praperadilan. Namun, bukti tersebut harus disempurnakan.

Mahfud juga mengkritik putusan Cepi Iskandar selaku hakim Pengadilan Jakarta Selatan yang menangani praperadilan Ketua DPR RI Setya Novanto. Dalam putusannya, Cepi menyebutkan bahwa alat bukti yang sudah digunakan dalam perkara sebelumnya tidak bisa digunakan untuk menangani perkara selanjutnya sebagaimana diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2016 (Perma).

Menurut Mahfud, Perma 4/2016 memang menyebutkan bahwa alat bukti yang sudah dipakai tidak bisa digunakan kembali. Namun, bukan berarti alat bukti tersebut tidak bisa dipakai lagi untuk menjerat tersangka lain yang masih berkaitan dengan kasusnya.

Baca detailnya pada artikel "Kata Mahfud, Putusan MK Kuatkan KPK Kembali Tetapkan Tersangka Novanto".

Tiga personel Brimob tewas

Tiga personel Brimob Pati Kepolisian Daerah Jawa Tengah tewas ditembak rekannya sendiri di kawasan pengeboran minyak wilayah Desa Trembul, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Selasa (10/10/2017) malam.

Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Condro Kirono menyebut bahwa motif penembakan itu diduga terkait masalah pribadi.

Keberadaan anggota Subdit 4 Sat Brimob Pati di lokasi tambang itu dalam rangka mengamankan proyek vital nasional yakni PT SGT 01. Saat peristiwa tersebut terjadi, terdengar suara tembakan tiga kali. Setelah itu, tiga anggota Brimob, yakni Brigadir Kepala (Bripka) BT, Brigadir BW, serta Brigadir AS ditemukan tewas di lokasi kejadian.

Diduga pelakunya adalah Bripka BT yang menembak dua rekannya sendiri karena masalah pribadi. Setelah mengeksekusi kedua rekannya, pelaku diduga mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.

Baca juga:
Tiga Personel Brimob Tewas Tertembak di Lokasi Pengeboran Minyak
Kronologi Penembakan Tiga Personel Brimob yang Tewas di Lokasi Pengeboran Minyak
Usai Tembak 2 Rekannya hingga Tewas, Anggota Brimob Bunuh Diri
Kapolda: Motif Penembakan Anggota Brimob di Blora Diduga Masalah Pribadi

Harapan pengusaha hiburan malam kepada Anies-Sandi

Para pengusaha hiburan malam di Jakarta berharap agar gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno bisa merangkul dan membina pelaku usaha hiburan di Jakarta, terutama dari aturan yang dianggap sebagai jebakan bagi pengusaha.

Ketua Asosiasi Pengusaha Hiburan Jakarta Gea Hermansyah mengatakan, pengusaha juga meminta agar Pemprov DKI bisa menjembatani bentuk operasi atau razia terbuka yang kerap dilaksanakan aparat penegak hukum. Menurut dia, akan lebih baik bila operasi dilakukan tanpa show off kekuatan personel yang dianggap mengurangi kenyamanan tamu di sana.

Pada saat kampanye, Anies-Sandi pernah menyatakan bahwa mereka akan menutup Hotel Alexis sebagai bentuk pemberantasan prostitusi.

Baca selengkapnya pada artikel "Rencana Anies-Sandi Tutup Alexis dan Harapan Pengusaha Hiburan Malam".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com