Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil: Tidak Mudah Bersanding dengan Kang Dedi Mulyadi

Kompas.com - 07/10/2017, 19:31 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengaku tidak terlalu dipusingkan soal kemungkinan upaya menyandingkan dirinya dengan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dalam Pilkada Jawa Barat 2018.

Menurut Ridwan Kamil, sudah sejak awal dia tidak terlalu pro aktif menjalin komunikasi dengan pihak Dedi yang juga Ketua DPD I Partai Golkar Jawa Barat.

"Tidak mudah bersanding dengan Kang Dedi, karena dia juga mau jadi nomor satu. Koalisi dengan Golkar bisa, tapi harus dengan kader lain," ucap Ridwan Kamil, saat berada di Bogor, Sabtu (7/10/2017).

"Saya pada posisi menunggu. Didukung, Alhamdulillah, tidak didukung tidak apa-apa," ucap pria yang akrab disapa Kang Emil itu.

(Baca juga: Golkar: Yang Kami Tawarkan Ridwan Kamil-Dedi Mulyadi)

Ia menjelaskan, pilihannya untuk menjadi calon gubernur karena seorang gubernur bisa melakukan tindakan langsung jika ada persoalan.

"Saya tipe orang yang selalu siap membereskan masalah. Kalau jadi orang nomor dua (wakil), ya tugasnya kalau nomor satu itu tidak berfungsi. Jadi, saya juga harus cari wakil yang bisa legawa," kata Kang Emil.

Selain itu, Emil melanjutkan, berdasarkan hasil survei yang dikeluarkan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada September silam, dia berada di posisi nomor satu dalam hal elektabilitas.

(Baca juga: Ridwan Kamil Masih Butuh Kursi untuk Maju Pilkada Jabar)

Meski begitu, orang nomor satu di Kota Bandung itu tidak ingin hasil survei tersebut menjadi patokan.

"Alhamdulillah, posisi stabil di nomor satu. Tapi survei itu bukan ukuran utama. Golkar ingin mencari pasangan yang bisa menang, mungkin karena itu posisi saya diminati. Tapi saya tidak memaksa," kata dia.

Kompas TV Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyambut baik dukungan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terhadap dirinya di Pilgub Jabar 2018.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com