JAKARTA, KOMPAS.com - "Selamat Ulang Tahun TNI," demikian diserukan oleh salah seorang pegiat Hak Asasi Manusia (HAM) di tengah massa Aksi Kamisan yang digelar di depan Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (5/10/2017).
Seperti aksi-aksi sebelumnya, kebanyakan dari mereka mengenakan pakaian hitam.
Sebagian dari mereka mengenakan payung yang juga berwarna hitam bertuliskan "Stop impunitas", "Tuntaskan pelanggaran HAM di Papua, tuntaskan penggusuran, dan tuntaskan tragedi Semanggi 13 November 1998".
Bertepatan dengan peringatan HUT TNI, massa aksi pada hari ini membawa spanduk bertuliskan "72 Tahun TNI, Prajurit Sejati Berani ke Pengadilan HAM".
Baca: Aksi Kamisan ke-503, Asa untuk Tumbuh dan Berlipat Ganda...
Spanduk ini menjadi penegas harapan mereka agar kasus-kasus HAM yang sebelumnya terjadi dapat dituntaskan dan tak terulang lagi ke depannya.
"Semoga (TNI) semakin jernih menjalankan tugasnya. Jernih artinya, kita tak bisa memungkiri masih banyak pelanggaran yang dilakukan TNI," kata pegiat HAM yang enggan disebutkan namanya tersebut.
Pelanggaran yang dimaksud di antaranya tindak kekerasan dan keterlibatan TNI sebagai pasukan penjaga bagi perusahaan-perusahaan besar.
"Beberapa keluarga korban di sini pernah mengalami konflik dengan TNI," kata dia.
Baca: Aksi Kamisan ke-493, Sumarsih Tidak Lelah
Ia berharap, hari ulang tahun TNI menjadi momentum agar tidak ada lagi kekerasan yang dilakukan aparat terhadap masyarakat.
"Kita berharap tidak ada lagi kasus, kami berharap TNI yang loyal melindungi warga," kata dia.
Dalam aksi Kamisan yang ke-508 pada sore hari ini, tampak Sumarsih turut serta mendengarkan orasi dan puisi yang disampaikan sejumlah peserta aksi.
Sumarsih merupakan ibu dari Almarhum Wawan atau Norwan Wirawan, mahasiswa yang meninggal dunia dihantam peluru senjata api dalam aksi unjuk rasa yang terkenal dengan Tragedi Semanggi I pada 11-13 November 1998.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.