Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jernih Melihat Dunia: Politisasi Rohingya dan Jeritan Penulis Buku

Kompas.com - 11/09/2017, 17:34 WIB

KOMPAS.com - Kekerasan terhadap warga Rohingya oleh militer Myanmar menimbulkan kecaman dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Sayangnya, banyak yang menyalahartikan konflik ini sebagai ketegangan antaragama.

Jika dilihat dengan jernih, gesekan di Myanmar ini sebetulnya merupakan akibat dari krisis multidimensi. Dengan bingkai "Jernih Melihat Dunia", Kompas.com mengulas sejumlah hal terkait masalah ini pekan lalu.

Selain itu, ada sejumlah artikel lain yang akan mengarahkan pembaca untuk melihat harapan, menghargai perbedaan, dan menjernihkan pandangan atas berita-berita yang menjadi sorotan publik akhir-akhir ini.

Stop politisasi Rohingya

Kelompok-kelompok tertentu ditengarai telah memanipulasi penderitaan etnis Rohingya untuk agenda politik domestik. Kelompok-kelompok ini ikut menyebarkan hoaks, mendiskreditkan pemerintah, dan memupuk sentimen yang bisa menimbulkan konflik antarumat beragama.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid mengatakan bahwa sebaiknya masyarakat tidak terjebak dalam melihat isu kekerasan terhadap warga Rohingya sebagai konflik antara Islam dan Buddha. Ia mendorong pemerintah dan warga Indonesia untuk bahu-membahu mencarikan penyelesaian subtantif masalah Rohingnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Setara Institute Bonar Tigor Naipospos mengingatkan pemerintah untuk mewaspadai kelompok-kelompok di dalam negeri yang mencoba memanfaatkan isu Rohingya untuk menciptakan konflik di Indonesia.

Baca selengkapnya di artikel berikut:
- Jangan Lihat Isu Rohingya sebagai Konflik antara Islam dan Buddha
- Mencari Solusi Rohingya...

Muhammad Sunardi memberikan motivasi di hadapan pelajar SMA Negeri 1 Pegandon, Senin (4/9/2017).Tribun Jateng/Dini Suciatiningrum Muhammad Sunardi memberikan motivasi di hadapan pelajar SMA Negeri 1 Pegandon, Senin (4/9/2017).

Kisah inspiratif anak penggali kubur

Dari Kendal, Jawa Tengah, muncul kisah inspiratif tentang anak penggali kubur yang berhasil menggapai pendidikan tinggi. Muhammad Sunardi namanya. Ia mampu mewujudkan cita-cita menjadi dokter. Kini ia tengah menyelesaikan pendidikan S-3 di Jepang.

Di hadapan ratusan pelajar SMA Negeri 1 Pegandon, Sunardi menceritakan kisahnya saat duduk di bangku SD. Dia mengaku sudah mempunyai cita-cita menjadi dokter, namun tidak pernah mengungkapkan keinginannya kepada keluarga.

Karena keterbatasan biaya disertai tekad bulat, anak ketujuh dari delapan bersaudara itu selalu mendapatkan beasiswa, mulai SD sampai pendidikan tinggi di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Kisah selanjutnya dapat dibaca di artikel "Kisah Anak Penggali Kuburan Capai Cita-cita Jadi Dokter dan Kuliah S-3 di Jepang ".

Indonesia International Book Fair menawarkan diskon buku sampai 70 persen.Kompas.com/Iwan Supriyatna Indonesia International Book Fair menawarkan diskon buku sampai 70 persen.

Jeritan penulis Indonesia

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan tingkat literasi rendah dari masyarakatnya. Jangankan untuk mendongkrak minat baca masyarakat, kesejahteraan penulis masih jauh panggang dari api.

Soal kesejateraan penulis ini menjadi sorotan di media sosial setelah penulis kekinian, Tere Liye, mengungkapkan unek-uneknya tentang pajak penulis. Gara-gara hal itu, Tere menarik diri dari industri perbukuan.

Penulis lain, Dewi Lestari atau kerap disapa Dee, pun mengakui bahwa ranah kepenulisan kerap dianggap sebagai dunia prihatin. Penghasilan yang didapat penulis tak sebanding dengan upaya untuk memunculkan buku berkualitas.

Atas jeritan hari Tere Liye ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan tanggapan bahwa Kementerian Keuangan dan DJP telah mengakomodasinya dengan kebijakan bahwa biaya tersebut dapat dikurangkan melalui penggunaan norma.

Selengkapnya dapat dibaca di artikel "Protes Tere Liye dan Jalan Sunyi Dunia Literasi " dan "Tentang Tere Liye, Curhat Sri Mulyani Soal Pajak Penulis".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com