Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zulkifli Hasan: Pertemuan SBY-Mega Contoh Positif untuk Bangsa

Kompas.com - 18/08/2017, 11:01 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Zulkifli Hasan menyambut positif kehadiran Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Keduanya lama tak saling bertemu dalam acara dan kegiatan yang sama.

"Kan bagus. Apa yang jadi masalah? Alhamdulillah," kata Zulkifli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (18/8/2017).

Pertemuan keduanya, tambah Zulkifli, memberi contoh positif di tengah kondisi bangsa yang kerap memanas karena perbedaan pandangan politik.

Hal serupa ditunjukkan di masa lalu oleh para pemimpin politik seperti Presiden Ke-1 RI Soekarno dan Wakil Presiden M Hatta dan tokoh-tokoh bangsa lainnya. Zulkifli menambahkan, pertemuan keduanya juga memberikan sinyal positif bagi rakyat bahwa kondisi bangsa saat ini sejuk, aman, dan tentram.

"Boleh berbeda-beda partai, dukungan pilkada, beda-beda pandangan politik tapi kalau soal merah putih kita satu," tuturnya.

(Baca: Cerita Megawati dan SBY Kembali Rayakan HUT RI di Istana Setelah 13 Tahun)

Pertemuan Megawati dan SBY menjadi sorotan pada perayaan hari kemerdekaan di Istana, Kamis (17/8/2017) kemarin. Selama 13 tahun terakhir, keduanya tidak pernah hadir bersama-sama dalam acara hari kemerdekaan di Istana.

Momen terakhir keduanya bersama-sama merayakan HUT RI di Istana terjadi pada 2003 silam. Saat itu, Megawati masih menjabat sebagai Presiden, dan SBY menjadi Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan.

Pada Maret 2004, SBY memutuskan mengundurkan diri dari kabinet gotong royong yang dipimpin Megawati. Mantan Panglima Komando Daerah Militer II/Sriwijaya tersebut merasa kewenangannya sebagai Menko Polhukam sudah dicampuri oleh Megawati.

SBY dan Megawati pun sama-sama mengikuti pemilihan presiden 2004. Ajang pilpres dimenangkan oleh SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla.

(Baca: Foto Saat Megawati dan SBY Salaman dalam Acara HUT RI di Istana)

Praktis selama dua periode atau 10 tahun SBY memimpin, Megawati sama sekali tidak pernah hadir dalam peringatan HUT RI di Istana. Padahal, undangan untuk para mantan presiden dan wakil presiden pasti dikirim setiap tahunnya.

Biasanya, Megawati diwakilkan oleh suaminya Taufiq Kiemas dan anaknya Puan Maharani. Giliran SBY, yang pada tahun 2015 dan 2016 silam, lebih memilih merayakan HUT RI di kampung halamannya di Pacitan.

Baru akhirnya pada 17 Agustus 2017 kemarin, Megawati dan SBY bisa kembali reuni merayakan hari jadi Indonesia di kantor lamanya.

Kompas TV Presiden Joko Widodo berhasil mengumpulkan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono dengan Presiden ke- 5 Megawati Soekarnoputri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com