JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah perseteruan politik antara Istana dan Cikeas, putra sulung Presiden Joko Widodo dan Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertemu di Istana Merdeka, Kamis kemarin.
Berita pertemuan dua anak presiden itu menjadi salah satu artikel terpopuler Kompas.com pada Kamis (10/8/2017) kemarin.
Selain itu, ada pula artikel menarik terkait kesepakatan damai antara komedian Muhadkly alias Acho dan pengelola Apartemen Green Pramuka, yang melaporkannya ke polisi atas tudingan pencemaran nama baik.
Sikap negara atas polemik pendirian patung raksasa dewa Kongco Kwan Sing Tee Koen di Tuban, Jawa Timur, juga menjadi salah satu perhatian pembaca.
Berikut ini lima artikel terpopuler Kompas.com sepanjang Kamis kemarin.
Acho & Green Pramuka berdamai
Komika Acho akhirnya berdamai dengan pihak pengelola Apartemen Green Pramuka. Keduanya berdamai setelah polisi memfasilitasi untuk melakukan mediasi.
Mediasi dilakukan di Gedung Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya pada Rabu (9/8/2017) malam, yang dihadiri oleh Acho dan pengacaranya serta perwakilan pengelola apartemen.
Meski berdamai, kedua belah pihak masih akan bertemu untuk merumuskan kesepakatan yang diajukan masing-masing.
"Jadi tadi ada sedikit kesepakatan, yang mungkin tidak selesai dalam waktu satu-dua jam malam ini," ujar pengacara Aco, Thomson Situmeang.
Baca selengkapnya dalam artikel "Acho dan Pihak Apartemen Green Pramuka Berdamai".
Pertemuan Gibran & AHY
Siang kemarin, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), putra SBY, menghadap Jokowi untuk menyampaikan undangan peresmian The Yudhoyono Institute pada Kamis malam.
Sementara itu, putra pertama Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, ikut menemui AHY untuk menyiapkan makanan spesial berupa gudeg dan bubur lemu khas Yogyakarta.
Hal lain yang menjadi pembicaraan publik adalah soal perbedaan penampilan mereka berdua. Perbedaan ini seyogianya tidak perlu dipersoalkan karena masing-masing punya gaya penampilannya sendiri.
Tidak ada pembicaraan politik antara Jokowi dan AHY pada pertemuan itu. AHY berharap pertemuan itu menjadi tanda bahwa hubungan Istana dan Cikeas tetap terjaga positif.
Baca berita-berita pertemuan ini pada artikel berikut:
- Spesial, Gibran Masak Gudeg dan Bubur Lemu untuk Agus Yudhoyono
- Diskusi 1,5 Jam, Apa Pandangan Agus Yudhoyono terhadap Sosok Jokowi?
- Ini Wejangan Jokowi untuk Agus Yudhoyono
Sikap negara dalam polemik patung di Tuban
Kepala Kantor Staf Presiden Teten Masduki menyatakan, negara tidak boleh tinggal diam merespons fenomena penolakan pendirian patung raksasa dewa Kongco Kwan Sing Tee Koen di Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban.
Negara harus menempatkan seluruh warganya pada kedudukan yang sama. Jika ada persoalan, hukumlah yang ditegakkan, bukan dengan cara main hakim sendiri.
"Apalagi jika mereka protes mau ini mau itu, minta patung itu dirobohkan misalnya. Aparat tidak boleh tunduk pada tekanan," kata Teten.
Teten mengatakan, penyadaran akan nilai-nilai toleransi bukan hanya tanggung jawab negara. Masyarakat sipil juga mesti ikut berkontribusi di dalamnya.
Baca selengkapnya di "Polemik Patung Raksasa di Tuban, Istana Minta Aparat Tak Tunduk pada Tekanan".
Hubungan memanas Korea Utara dan AS
Perselisihan antara Korea Utara dan Amerika Serikat semakin memanas. Setelah aksi saling ancam, kini pemerintah mengaku akan menembakkan empat peluru kendali ke dekat wilayah Guam, tempat pangkalan militer Amerika Serikat.
Media pemerintah Korut menyebutkan, roket Hwasong-12 milik Korut akan diluncurkan melewati Jepang, sebelum mendarat di laut sekitar 30 kilometer dari Guam. Rencana ini dikabarkan tinggal menunggu persetujuan Kom Jong Un.
"Roket Hwasong-12 yang akan diluncurkan oleh Tentara Rakyat Korea akan melintasi angkasa di atas Shimane, Hiroshima, dan Prefektur Koichi di Jepang," sebut Kantor berita Korut KCNA, yang mengutip keterangan Panglima Militer, Jenderal Kim Rak Gyom.
Sementara itu, Menteri Pertahanan AS Jim Mattis mengatakan, Pyongyang sangat tidak sebanding dalam perang melawan AS dan sekutu-sekutunya.
Baca juga:
- Tunggu Restu Kim Jong Un, 4 Rudal Korut Segera Ditembakkan ke Guam
- Guam, Pulau Kecil dalam Bidikan Nuklir Korut, Ada Apa di Sana?
Artikel lainnya dapat disimak dalam liputan khusus "Guam dalam Incaran Rudal Korut".
Teka-teki pencurian amplifier mushala
Polisi menemukan tiga unit amplifier di dalam tas MA, pria yang dibakar massa karena dianggap mencuri amplifier atau pengeras suara di Mushala Al-Hidayah, Babelan, Kabupaten Bekasi. Satu amplifier diyakini polisi merupakan milik mushala tersebut.
Kapolres Kabupaten Bekasi Kombes Asep Adi Saputra mengatakan, pihaknya masih menyelidiki dua amplifier lainnya yang ditemukan di tas MA.
"Dua ampli lain masih diusut dari mana ampli tersebut," ujar Asep.
Asep menjelaskan, salah satu amplifier yang ditemukan di tas MA memiliki ciri identik dengan amplifier Mushala Al-Hidayah.
Baca selengkapnya di artikel "Polisi Temukan Bukti Amplifier di Tas MA adalah Milik Mushala" dan liputan khusus "Pria Dibakar di Bekasi".
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.