BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dan Mahkamah Konstitusi

Resmi, Malaysia Terpilih Jadi Presiden Baru Asosiasi MK se-Asia

Kompas.com - 08/08/2017, 20:03 WIB
Haris Prahara

Penulis

SOLO, KOMPAS.com - Pertemuan Dewan Anggota Asosiasi Mahkamah Konstitusi dan Institusi Sejenis se-Asia (AACC) resmi menetapkan Malaysia sebagai pemimpin baru.

Sebanyak 13 negara anggota yang hadir dalam pertemuan di Solo, Jawa Tengah, Selasa (8/8/2017), menyambut baik keinginan Negeri Jiran untuk menjadi pucuk pimpinan AACC.

Ketua Mahkamah Konstitusi Malaysia Mohammad Raus Sharif telah ditetapkan menjadi Presiden AACC untuk masa jabatan dua tahun ke depan. Setelah terpilih, Raus menyatakan siap mengemban tugas dan tanggung jawab tersebut.

"Kami ingin mengucapkan terima kasih untuk Indonesia karena mau memperpanjang masa kepemimpinannya selama satu tahun ini. Hal itu (memang) permintaan dari Malaysia," tutur Raus seusai terpilih.

Ia berjanji akan melakukan yang terbaik agar nama AACC tetap terhormat. Seperti diketahui, terpilihnya Malaysia sebagai pimpinan baru AACC menjadi agenda pamungkas Pertemuan para Dewan Anggota.

Selain keputusan itu, forum juga menyepakati pimpinan untuk beberapa periode mendatang. Setelah Malaysia, berturut-turut yang akan memimpin AACC adalah Kazakhstan, Mongolia, dan Thailand. Masing-masing negara akan mengemban tugas untuk periode dua tahun.

Ketua Mahkamah Konstitusi Malaysia Raus Sharif terpilih sebagai Presiden AACC untuk periode dua tahun ke depan.KOMPAS.com/HARIS PRAHARA Ketua Mahkamah Konstitusi Malaysia Raus Sharif terpilih sebagai Presiden AACC untuk periode dua tahun ke depan.

"Proses terpilihnya Malaysia (menjadi Presiden MK se-Asia) berjalan lancar," ujar Arief Hidayat yang memimpin pertemuan tersebut selaku Presiden AACC periode 2014-2017.

Kata dia, prosesnya amat sederhana. Keputusan didapatkan dalam tiga menit. Lebih jauh, Arief mengatakan, proses pemilihan mengutamakan prinsip musyawarah mufakat dan aklamasi.

"Nilai-nilai tersebut dapat mencerminkan pengalaman yang baik dalam berorganisasi," ucapnya.

Meskipun tak lagi menjadi pimpinan AACC, Arief optimistis Indonesia tetap dapat berperan dalam pengembangan AACC. Hal itu disebabkan Indonesia masih mengemban tugas menjadi Sekretariat Tetap bersama dengan Korea Selatan dan Turki.

"Indonesia akan memainkan peran strategis pada bidang perencanaan dan koordinasi AACC," tambah Arief.

Sebagai informasi, masa jabatan Indonesia sebagai Presiden AACC sesungguhnya telah habis pada 2016 lalu. Akan tetapi, hasil rapat Kongres ke-3 AACC tahun lalu memutuskan bahwa masa jabatan Indonesia diperpanjang hingga 2017.

Kondisi itu disebabkan belum adanya negara anggota yang siap menggantikan Indonesia untuk menduduki jabatan tersebut.

Selama masa kepemimpinan Indonesia, terdapat dua anggota baru AACC, yaitu Kyrgyzstan dan Myanmar.

Selain itu, Indonesia juga kerap menjadi tuan rumah kegiatan AACC, yaitu saat pembentukan AACC pada 2010 di Jakarta dan Kongres ke-3 AACC di Bali tahun lalu.


Terkini Lainnya

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com